KabarBaik.co – Warga Banyuwangi beberapa hari terakhir merasakan cuaca yang cukup ekstrem. Siang hari terasa sangat panas, sedangkan malam hari justru dingin.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi mengonfirmasi bahwa kondisi ini dipengaruhi oleh puncak musim kemarau yang masih melanda seluruh wilayah Banyuwangi. Dalam istilah lain, fenomena ini juga dinamai Bediding.
Menurut prakirawan BMKG Banyuwangi, I Gede Agus Purbawa, cuaca panas di siang hari disebabkan oleh musim kemarau yang dimulai sejak bulan Juli, dengan puncaknya terjadi pada bulan September ini.
“Seluruh wilayah Banyuwangi masih berada di puncak musim kemarau, jadi wajar kalau siang hari terasa sangat panas dan malam hari lebih dingin,” ujar Gede, Selasa (17/9).
BMKG juga memperkirakan bahwa transisi dari musim kemarau ke musim hujan akan segera diumumkan dalam waktu dekat.
“BMKG pusat akan segera merilis perkiraan awal musim hujan 2024-2025, termasuk untuk Banyuwangi,” tambah Gede.
Pada pertengahan September, suhu maksimum di Banyuwangi tercatat mencapai 32,4 derajat Celcius. Namun, suhu ini masih lebih rendah dibandingkan beberapa daerah lain di Jawa Timur, seperti Gresik yang mencapai 35 derajat Celcius dan Surabaya yang mencapai 37 derajat Celcius. Bahkan, di Lamongan, suhu sempat mencapai 37,2 derajat Celcius.
BMKG memprediksi puncak suhu panas di Banyuwangi akan terjadi pada bulan Oktober. “Memasuki bulan September, matahari berada di dekat Khatulistiwa, dan suhu panas diperkirakan mencapai puncaknya pada Oktober nanti,” jelas Gede.
Untuk mengantisipasi dampak dari cuaca ekstrem ini, masyarakat Banyuwangi diimbau untuk menjaga kesehatan dengan banyak minum air putih, menghindari paparan langsung sinar matahari di siang hari, serta mengenakan jaket di malam hari agar tetap hangat. Selain itu, BMKG juga meminta masyarakat untuk tidak sembarangan membakar sampah atau ilalang kering, guna mencegah kebakaran hutan dan lahan.
“Kami mengimbau warga untuk menghemat penggunaan air bersih, mengingat beberapa wilayah Banyuwangi masih berpotensi mengalami kekeringan akibat hari tanpa hujan yang cukup panjang,” bebernya.(*)