Film Kartolo Numpak Terang Bulan Bak Sajian Kolak Waktu Berbuka Puasa

Editor: Hardy
oleh -497 Dilihat

KabarBaik.co- Menjalani suasana Ramadan, tak ada salahnya menikmati Film Kartolo Numpak Terang Bulan. Film bergenre komedi ini menjadi suguhan alternatif di tengah merebaknya film horor. Film telah dirilis di bioskop sejak Kamis (14/3) lalu. Pengunjungnya lumayan pecah.

Dari judulnya tentu sudah terang siapa lakon utamanya. Ya, Cak Kartolo. Seniman ludruk legendaris Jawa Timur. Tepatnya, Suroboyoan. Di masa jayanya, hiburan suami Ning Tini itu begitu segar. Tak ubahnya sajian kolak kala waktu berbuka puasa telah tiba. Dari pojok kampung hingga lorong perkotaan.

Menonton film Kartolo Numpak Terang Bulan, seolah sedang cangkrukan di Surabaya. Baik di emperan, warung-warung atau gedung-gedung. Dialek khas penuh keakraban. Sesekali diselingi pisuhan berpadu derai tawa. Sungguh menjadi kelangenan tersendiri.

Film ini disutradari M. Ainun Ridho, yang juga asli Surabaya. Penulis naskah Haikal Damara. Dalam rilisnya, film ini juga didedikasikan untuk legenda ludruk lain seangkatan Cak Kartolo. Yakni, Cak Sapari dan Cak Eko Tralala. Keduanya, telah berpulang dulu. Mengembuskan napas terakhirnya setelah selesai syuting film tersebut.

Baca juga:  Prakiraan Cuaca Surabaya Raya Hari Ini 1 April

Sinopsis

Di pelosok Surabaya, hiduplah seorang bernama Cak Kartolo. Ia seorang duda tua. Membuka rumah kos untuk para mahasiswa. Nah, di rumah kos itu tinggal empat orang mahasiswa. Mereka adalah Simon dari Papua, Yusuf (Makassar), Mat (Tulungagung, Jatim), dan Boncel (Malang, Jatim).

Ning Tini, yang sejatinya istri Cak Kartolo, diperankan sebagai seorang janda. Punya satu orang anak ganteng. Namanya Jon. Di depan rumahnya, terdapat warung kopi (warkop) kecil milik Cak Sapari dan istrinya, Bu Dewi. Di kawasan itu, juga ada Pak Bendoyo, seorang penjaga warung yang kurang pendengarannya.

Suatu hari, Cak Kartolo jatuh sakit. Kemudian datanglah putrinya, Sari. Gadis itu membesuk dan ingin merawat sang bapak. Selama ini, Sari tinggal bersama mantan istri Cak Kartolo di Jakarta. Kecantikan Sari membuat empat anak kos-kosan itu berlomba-lomba untuk mendapatkannya. Tentu, dengan beragam strategi berbalut kelucuan-kelucuan.

Baca juga:  Gelar Halalbihalal Sepekan, Ini Pesan Khusus Wali Kota dan Wawali Surabaya

Bagaimana akhir dari persaingan mereka? Mahasiswa kos-kosan itu? Dan, pemenangnya adalah…? Lalu, akankah Cak Kartolo pulih dan berdamai dengan Sari? Silakan tonton saja. Yang jelas, film ini juga didukung oleh para siswa magang SMK Dr Soetomo Surabaya, jurusan Produksi Film.

Salah satu adegan dalam Film Kartolo Numpak Terang Bulan.

Apresiasi Wali Kota

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi telah menyempatkan nonton bareng (nobar) film Kartolo Numpak Terang Bulan tersebut di XXI Tunjungan Plaza (TP) Surabaya, Sabtu (16/3). Nobar ini sebagai bentuk penghormatan, sekaligus mengenang almarhum Cak Sapari dan Cak Eko Tralala.

’’Film ini sangat luar biasa. Jadi orang Surabaya dan seluruh warga Indonesia, kalau ingin melihat karakter-karakter orang Surabaya, maka nontonlah Kartolo Numpak Terang Bulan,” kata Eri kepada awak media seusai nobar.

Baca juga:  Bobol Outlet Mie Gacoan Gresik, 2 Pemuda Surabaya Diborgol

Eri menyebut, film ini memiliki alur cerita dan pesan moral yang menyentuh. Dalam film terselip pesan-pesan. Di antaranya, setiap manusia memiliki kelemahan dan kekurangan. Namun, teman, saudara, dan tetangga adalah yang menguatkan satu dengan yang lainnya. ’’Jadi, jangan pernah saling menyalahkan, jangan pernah saling menyakiti. Kita harus saling menguatkan satu dengan yang lainnya,” ungkapnya.

Dia menegaskan, film Kartolo Numpak Terang Bulan tersebut sebagai salah satu contoh hiburan yang cocok dengan karakter orang-orang Surabaya. Karena itu, pihaknya juga turut mengajak warga Surabaya dan Jawa Timur untuk menontonnya.

Yuk, kini giliran Anda menontonnya bersama teman dan keluarga.

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News


No More Posts Available.

No more pages to load.