Gunung Semeru Erupsi, Luncurkan Awan Panas Sejauh 10 Km

oleh -370 Dilihat
83a1c5e0 aff7 4614 b6ed f83e3c6dbd9c
Gunung Semeru Erupsi

KabarBaik.co – Gunung Semeru di Lumajang erupsi. Kali ini erupsi yang terjadi lebih besar dari sebelumnya dengan jarak luncur kurang lebih 10 km dari puncak.

Berdasarkan data dari Magma Indonesia, erupsi teramati pada Rabu (19/11) pukul 16.00 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 2.000 m di atas puncak (± 5.676 m di atas permukaan laut).

“Awan panas jarak luncur sudah mencapai kurang lebih 10 km dari puncak. Terpantau 10 km menuju Kali Sumbersari,” ujar Liswanto, petugas pos pantau Gunung Sawur.

Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah utara dan barat laut. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi sementara ini ± 16 menit 40 detik.

Saat ini Gunung Semeru berada pada Status Level II (Waspada) dengan rekomendasi:

1. Tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 8 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 km dari puncak.

2. Tidak beraktivitas dalam radius 2,5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

3. Mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Editor: Imam Wahyudiyanta


No More Posts Available.

No more pages to load.