Gus An’im Sayangkan Tayangan Trans7 Lecehkan Kiai: Biadab dan Tidak berperikemanusiaan

oleh -108 Dilihat
e8d8da0f 6e41 4fc9 a8d7 e128e94a786d
KH. An’im Falachuddin Markus (Gus An’im).

KabarBaik.co – Tanggapan keras datang dari KH An’im Falachuddin Markus atau Gus An’im, kiai dari lingkungan Pondok Pesantren Lirboyo sekaligus anggota DPR RI Komisi VIII Fraksi PKB. Ia menyebut tayangan program Xpose Uncensored di Trans7 yang sempat viral dan menyinggung Kiai Anwar Mansur sebagai tindakan tidak sopan dan tidak manusiawi.

“Sekelas Trans7 menayangkan dan berkomentar tentang kiai sesepuh yang kita hormati itu sangat-sangat biadab dan tidak berperi kemanusiaan. Kami dari Pondok Pesantren Lirboyo sangat menyayangkan,” ujar Gus An’im saat dikonfirmasi KabarBaik.co, Rabu (15/10).

Menurut Gus An’im, apa yang ditayangkan Trans7 sangat jauh dari fakta dan terkesan melecehkan figur ulama yang selama ini dikenal sederhana, pekerja keras, dan berjiwa pendidik.

“Kami tahu betul bagaimana sosok Kiai Anwar Mansur dan Bu Nyai Umi Kulusum. Sejak muda mereka berdua sudah tekun, bekerja keras, dan memiliki dedikasi luar biasa dalam mendidik santri,” lanjutnya.

Gus An’im menegaskan kesejahteraan yang dimiliki para kiai bukanlah hasil memanfaatkan santri, melainkan buah dari kerja keras dan keyakinan spiritual.

“Para kiai meyakini, siapa pun yang berilmu dan mengamalkan ilmunya, Allah akan menjamin rezekinya. Seorang kiai adalah pegawai Tuhan, dan Tuhan tidak akan menyia-nyiakan mereka,” ungkapnya.

Ia menilai tudingan bahwa kehidupan kiai bergantung pada santri adalah bentuk kesesatan berpikir.

“Itu tidak benar sama sekali. Justru banyak kiai yang membangun pesantrennya dengan jerih payah sendiri, bahkan mengorbankan tenaga, waktu, dan harta,” tambahnya.

Gus An’im pun menyambut baik langkah Trans7 yang akhirnya menyampaikan permohonan maaf secara resmi. Namun ia menilai permintaan maaf saja belum cukup.

“Harus ada sanksi yang jelas terhadap pihak produksi. Kalau perlu, izin penyiarannya dievaluasi supaya tidak ada tayangan serupa yang menyakiti umat,” tegasnya.

Gus An’im juga menyinggung soal munculnya berbagai framing negatif terhadap pesantren akhir-akhir ini, terutama pasca-insiden di Pondok Al Khoziny, Sidoarjo. Ia menilai pesantren tua seperti Lirboyo justru telah lama melakukan penataan sistem pembangunan agar lebih aman dan profesional.

“Sekarang semua pembangunan diatur pondok, mulai dari konstruksi sampai tata ruang. Kami punya tenaga profesional agar bangunan kuat dan tidak membahayakan santri,” jelasnya.

Dengan jumlah santri mencapai lebih dari 40 ribu orang, kata Gus An’im, pesantren membutuhkan dukungan nyata dari pemerintah, terutama dalam hal infrastruktur.

“Selama ini pesantren berdiri mandiri. Tapi sekarang, melihat kebutuhan yang begitu besar, sudah saatnya pemerintah memberi perhatian lebih. Alhamdulillah sudah ada langkah dari Dirjen PU yang meninjau struktur bangunan di Lirboyo,” ungkap Gus An’im.

Ia menutup dengan pesan tegas kepada semua media penyiaran agar berhati-hati dalam menampilkan konten terkait kehidupan pesantren.

“Penyiaran publik itu punya tanggung jawab moral. Jangan sampai yang disiarkan justru memperkeruh suasana dan melukai perasaan umat. Media harus jadi perekat, bukan pemecah,” pungkasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Muhamad Dastian Yusuf
Editor: Imam Wahyudiyanta


No More Posts Available.

No more pages to load.