KabarBaik.co – Wali Kota Batu, Nurochman, menegaskan bahwa hanya sekitar 40 persen wilayah Kota Batu yang dapat dialokasikan untuk kegiatan investasi. Penyebabnya karena sebagian besar wilayah kota masih didominasi kawasan pemukiman, pertanian, serta lahan sawah yang dilindungi.
“Keterbatasan lahan menjadi tantangan utama kami. Maka dari itu, investasi yang masuk harus benar-benar sejalan dengan visi pembangunan berkelanjutan,” ujar Nurochman di sela kegiatannya di sebuah hotel Kota Batu, Senin (4/8).
Dengan ruang yang terbatas tersebut, Nurochman menyebutkan bahwa Pemkot Batu menetapkan standar tinggi bagi investor. Termasuk kepatuhan terhadap regulasi lingkungan, penyediaan ruang terbuka hijau, dan infrastruktur resapan air sebagai bagian dari mitigasi risiko bencana.
“Kami ingin investasi yang tidak hanya mengejar keuntungan ekonomi, tetapi juga memperhatikan keseimbangan ekologis dan sosial,” jelas Nurochman.
Kebijakan ini bukan tanpa hasil. Meski alokasi terbatas, nilai investasi di Kota Batu justru mengalami lonjakan tajam. Pada Kuartal II 2025, realisasi investasi mencapai Rp 1,6 triliun, yang melonjak 100 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Untuk menjaga kualitas investasi, lanjut Nurochman, Pemkot Batu juga mempercepat reformasi perizinan dan penyesuaian kebijakan fiskal, seperti Dasar Pengenaan Pajak (DPP) dan Standar Nilai (SN), guna menciptakan proses yang lebih transparan dan efisien.
Nurochman menyatakan, pengawasan terhadap komitmen para investor akan terus diperketat. “Kami akan lakukan pemantauan selama 3 hingga 6 bulan ke depan. Bila ditemukan pelanggaran atau itikad buruk, kami tidak akan ragu mengambil tindakan tegas,” tegasnya. (*)
