KabarBaik.co – Di tengah masa panen raya yang sebentar lagi datang pada Februari mendatang, kondisi memprihatinkan terpampang. Harga gabah anjlok. Bulog pun tak berfungsi. Jika harga gabah terus anjlok, keberhasilan program swasembada pangan yang telah dicanangkan pemerintah dikhawatirkan akan gagal.
Anjloknya harga gabah itu tampak di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) yang merosot hingga Rp 5.300 per kilogram. Angka ini jauh di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang telah ditetapkan Presiden Prabowo Subianto sebesar Rp 6.500 per kilogram.
Di Kabupaten Banyuasin, para petani menghadapi tekanan berat akibat harga gabah yang jatuh di kisaran Rp 5.300 hingga Rp 5.800 per kilogram. Di Kecamatan Muara Padang, Muara Sugihan, dan Air Saleh yang sedang memasuki masa panen, harga gabah hanya mencapai Rp 5.300 per kilogram. Sementara itu, di Kecamatan Tanjung Lago, harga sedikit lebih tinggi, yakni Rp 5.800 per kilogram.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Banyuasin, Sarip mengungkapkan, peran Bulog dalam menyerap gabah petani masih belum maksimal. Hal ini menjadi salah satu penyebab harga gabah terus menurun.
“Sampai saat ini, serapan Bulog belum maksimal dan belum mengacu pada HPP yang sudah diterapkan,” ujar Sarip pada Jumat (10/1).
Sarip juga mengingatkan, situasi ini dapat memburuk ketika panen raya besar berlangsung pada Februari mendatang.
“Hari ini saja harga gabah hanya Rp 5.300. Bagaimana nanti saat Februari ketika petani melakukan panen raya besar-besaran? Saya berharap Bulog segera mengambil langkah nyata untuk menyerap gabah petani,” tegasnya.
Berdasarkan data Kerangka Sampling Area (KSA) dari BPS, potensi luas panen padi di Kabupaten Banyuasin pada Januari 2025 mencapai 25.542 hektare, sementara pada Februari diproyeksikan seluas 46.536 hektare. Secara keseluruhan, di Provinsi Sumatera Selatan, potensi panen padi pada Januari tercatat seluas 44.351 hektare dan pada Februari diperkirakan mencapai 74.699 hektare.(*)