Harga Garam Jeblok, Petani Madura Desak Pemerintah Tetapkan Standar Harga

oleh -453 Dilihat
garam
Penurunan harga ini membuat para petani garam, khususnya di Madura, semakin tertekan.

KabarBaik.co – Harga garam di tingkat petani terus merosot sejak awal tahun 2023. Jika pada Januari lalu harga garam masih mencapai Rp 750 per kilogram, kini hanya Rp 500 per kilogram. Penurunan harga ini membuat para petani garam, khususnya di Madura, semakin tertekan.

“Kalau dulu pabrik prosesor garam di Gresik mau membeli dengan harga Rp 1.050 per kilogram, sekarang hanya Rp 950 per kilogram. Jadi, kalau Pak Menko Pangan bilang harga garam stabil, itu tidak benar. Buktinya, sekarang harga garam jeblok,” ujar Wakil Ketua Paguyuban Pelopor Petambak dan Pedagang Garam Madura (P4GM), M. Saiful, Selasa (25/3).

Kondisi ini diperparah dengan semakin sedikitnya pabrik prosesor garam yang beroperasi di Jawa Timur. Saat ini, hanya satu pabrik di Gresik yang masih aktif, sehingga banyak stok garam petani yang menumpuk di gudang.

“Harga garam terus mengalami penurunan sejak masa panen tahun 2023, yang sempat mencapai Rp 1.500 per kilogram. Setelah itu turun menjadi Rp 1.300 saat Lebaran Idul Fitri, Rp 850 pada September, Rp 750 di Januari, dan sekarang tinggal Rp 500 per kilogram,” ungkap Saiful.

Ia juga mengungkapkan, harga garam tahun 2023 pernah menyentuh Rp 2.000 per kilogram saat produksi tidak melimpah. Namun, kondisi berubah drastis ketika produksi meningkat tanpa diimbangi permintaan. Oleh karena itu, ia mendesak pemerintah untuk menetapkan standar harga garam agar petani tidak dirugikan.

“Harapan kami, ada standar harga di kisaran Rp 1.300 hingga Rp 1.500 per kilogram. Sejauh ini, standar harga seperti itu belum ada,” harapnya.

Saiful juga meminta pemerintah turun langsung ke lapangan untuk memahami kondisi para petani garam. Menurutnya, garam petani sering kali tidak terserap, bahkan PT Garam, yang seharusnya menjadi mitra strategis, justru menjadi kompetitor.

“Prosesor lebih banyak mengambil garam dari PT Garam daripada membeli langsung dari petani. Akibatnya, stok garam kami menumpuk di gudang,” jelasnya.

Sebagai solusi, para petani garam Madura terpaksa menjual garam mereka ke luar daerah untuk mengurangi stok yang menumpuk. Padahal, kualitas garam petani dengan kadar NaCl mencapai 98 persen sebenarnya sudah melampaui standar impor yang hanya 95 persen.

“Kondisi ini sangat memprihatinkan. Pemerintah harus segera bertindak agar garam petani tidak terus terpuruk,” pungkas Saiful.(*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Dani
Editor: Gagah Saputra


No More Posts Available.

No more pages to load.