Haul Habib Abu Bakar Assegaf, Puluhan Ribu Jemaah Bakal Mengalir ke Gresik, Semua Hotel Sudah Penuh Sejak Bulan Lalu

Editor: Hardy
oleh -1786 Dilihat
Pesarean Habib Abu Bakar Assegaf di kompleks Masjid Jamik Gresik, Jawa Timur. (Capture YoUTube Nabawi TV)

KabarBaik.co– Rangkaian Haul Akbar Habib Abu Bakar bin Muhammad bin Umar Assegaf atau akrab disebut Habib Abu Bakar Assegaf, Gresik, Jawa Timur, segera tergelar. Puncak kegiatan religi untuk mengenang wafatnya ulama besar tersebut berlangsung Senin (24/6) pagi, di kompleks Masjid Jamik dan kawasan Alun-alun Kota Gresik.

Haul Habib Abu Bakar merupakan haul terbesar di Indonesia, selain haul Guru Sekumpul, Kalimantan Selatan, dan Haul Solo. Setiap tahun pada bulan Dzulhijah, puluhan ribu jemaah dipastikan mengalir ke Gresik. Mereka datang dari berbagai pelosok Nusantara. Bahkan, beberapa jemaah datang dari luar negeri seperti Malaysia, Singapura hingga Yaman. Kali ini, jemaah yang hadir diperkirakan lebih membludak. Sebab, bersamaan dengan libur sekolah.

Hotel dan penginapan di Gresik pun kebagian berkahnya. Sejak sebulan lalu, semua hotel sudah full booked. Para habaib dan tokoh-tokoh sudah memesan jauh-jauh hari. Biasanya, para jemaah dari berbagai daerah akan mengalir ke Gresik sejak Minggu (23/6).

Karena itu, beberapa jalan protokol juga bakal ditutup saat puncak acara. Baik untuk lalu-lintas jemaah maupun parkir-parkir kendaraan. Terutama di sekitar Alun-alun seperti Jalan Proklamasi, Jalan Panglima Sudirman, Jalan Jaksa Agung Suprapto, Jalan KH Zubair, Jalan KH Agus Salim, Jalan Malik Ibrahmim, Jalan Basuki Rahmat, KH A. Wahid Hasyim, dan sekitarnya.

Berdasarkan haul tahun sebelumnya, lokasi parkir kendaraan para jemaah untuk roda dua antara lain di gedung DPRD Gresik, Jalan Setiabudi, parkir makam Maulana Malik Ibrahim, hingga SD YIMI Jalan KH Agus Salim. Lalu, titik parkir mobil antara lain Jalan Raden Santri, Lahan BHS, Jalan Basuki Rahmat, Gedung GNI, Jalan Jaksa Agung Suprapto, Jalan Pelabuhan Gresik, Jalan Panglima Sudirman, dan beberapa ruas jalan di sekitarnya.

Baca juga:  Hadiri Haul Habib Abu Bakar Gresik, Penumpang Atas Nama Abu Bakar Selamat, Seorang Habib Meninggal

Beberapa rangkaian acara haul Habib Abu Bakar antara lain Minggu sore ada pembacaan dan khataman Rauha, membaca kitab hadis Imam Bukhari-Muslim, kitab Ihya Ulumuddin serta kalam hikmah. Minggu malam, pukul 20.00 WIB, hadrah, salawat Nabi serta zikir. Puncaknya, Senin (6/7) pagi, pukul 09.00 WIB, yang dipusatkan di Masjid Jamik Gresik dan jalan-jalan sekitarnya.

Sebelumnya, Senin pagi atau selepas salat Subuh, digelar pembacaan maulid, ceramah agama serta silaturahmi keluarga Habib Abu Bakar beserta tamu undangan. Acara itu dilaksanakan hingga pukul 07.00 WIB. Tempatnya di kediaman keluarga Habib Abu Bakar Assegaf, Jalan KH Zubair. Sekitar pukul 08.00 WIB, dari kediaman, keluarga dan tamu undangan berjalan menuju ke Masjid Jamik.

Karamah dan Kewalian Habib Abu Bakar Assegaf

Mengutip berbagai literatur, Habib Abu Bakar Assegaf wafat di usia 91 tahun pada 1957. Beliau dimakamkan di sisi barat Masjid Jamik Gresik. Selama ini, makamnya selalu menjadi jujukan para peziarah dari berbagai daerah. Termasuk tokoh-tokoh nasional.

Habib Abu Bakar lahir di Besuki, Jatim, sekitar 1869. Beliau putra dari Habib Muhammad bin Umar. Sejak kecil, Habib Abu Bakar sudah ditinggal wafat ayahnya. Saat berusia 8 tahun, atas permintaan neneknya yang bernama Fatimah binti Abdullah, Habib Abu Bakar meninggalkan tanah kelahirannya.

Dari Jatim, Habib Abu Bakar pergi ke Hadramaut. Setiba di Kota Sewun, disambut Habib Abdullah bin Umar, paman sekaligus gurunya. Sejak itu, Habib Abu Bakar mulai menimba ilmu. Dari ilmu fiqih hingga tasawuf. Selain berguru kepada pamannya yang alim, juga belajar dari para ulama besar di sana.

Baca juga:  Rangkaian Haul Habib Abu Bakar Gresik Dimulai Hari Ini, Berikut Hal Penting yang Perlu Diketahui Jemaah

Setelah menuntut ilmu di Hadramaut, pada 1883 kembali ke Jawa bersama Habib Alwi bin Saggaf Assegaf, ke tempat kelahirannya di Besuki. Dari sinilah beliau mulai mensyiarkan dakwah Islam di kalangan masyarakat. Pada usia 20 tahun, pindah ke Gresik. Sepulang dari Hadramaut, Habib Abu Bakar tetap memperdalam ilmu ke ulama-ulama besar kala itu.

Singkat kisah, setelah menunaikan salat Jumat di Masjid Jamik Gresik, beliau memilih uzlah. Mengasingkan diri dari keramaian duniawi dan godaannya, menghadap kebesaran dan menyebut keagungan nama-Nya dalam keheningan.

Uzlah dilakukan di kediamannya selama 15 tahun. Akhirnya, Habib Abu Bakar mendapat izin keluar dari uzlah melalui isyarat dari gurunya, yaitu Habib Muhammad bin Idrus Alhabsyi. Setelah itu, dengan ditemani gurunya, beliau berziarah ke Habib Alwi bin Muhammad Hasyim Assegaf, Gresik, yang juga merupakan salah seorang guru dari Syaikhona Kholil Bangkalan.

Selepas berziarah, mereka menuju ke Surabaya dan singgah di kediaman Habib Abdullah bin Umar Assegaf. Saat itu, warga Surabaya pun berbondong-bondong menyambut kehadiran Habib Abu Bakar.

Sejak itu, Habib Abu Bakar mulai membuka majelis taklim dan zikir di rumahnya, Jalan KH Zubair, Gresik. Masyarakat menyambut bahagia. Dakwahnya yang penuh kelembutan dan ikhlas, membuat majelisnya cepat tersebar luas. Pada majelis itu, setidaknya mengkhatamkan kitab Ihya Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali sebanyak 40 kali.

Setiap kali mengkhatamkan kitab Ihya Ulumuddin tersebut, Habib Abu Bakar selalu mengundang jamuan makan-makan kepada masyarakat luas. Tradisi itulah yang tetap dilestarikan pada setiap haul hingga saat ini.

Baca juga:  Hadiri Haul Habib Abu Bakar Gresik, Penumpang Atas Nama Abu Bakar Selamat, Seorang Habib Meninggal

Banyak murid atau santri dari Habib Abu Bakar, juga menjadi ulama besar. Salah seorang di antaranya, Habib Sholeh, pesareannya di Tanggul, Jember. Paserean Habib Sholeh Tanggul itu juga menjadi tempat ziarah para jemaah Nusantara. Haul Habib Sholeh Tanggul juga dipenuhi lautan jemaah.

Selain berkedalaman ilmu, sebagai wali Allah, Habib Abu Bakar juga dikenal memiliki karamah. Salah satu di antaranya masyhur dikisahkan, suatu hari ada tetangga Habib Abu Bakar sedang berangkat menunaikan ibadah haji. Saat itu, masih jemaah haji masihnaik kapal laut milik Belanda. Si tetangga tadi memohon doa kepada Habib Abu Bakar agar ibadah haji selamat dan lancar.

Dalam perjalanan, terjadi cuaca buruk. Terjadi badai dan ombak besar. Kapal yang sang tetangga dan rombongan lain terombang-ambing di tengah lautan. Nakhoda pun Belanda itu lantas meminta semua penumpang berdoa. Si tetangga tadi pun berdoa dan bertawasul kepada Habib Abu Bakar agar Allah SWT memberikan keselamatan.

Tiba-tiba, Habib Abu Bakar muncul. Beliau berpakaian lengkap layaknya sedang berada di majelis pengajian. Lantas, Habib Abu Bakar mengusap lambung kapal. Seketika, ombak besar langsung berhenti.

Sepulang dari ibadah haji, tetangga itu langsung menemui Habib Abu Bakar ke rumahnya. Berterima kasih atas kejadian itu. Namun, Sang Habib malah menyuruh tetangganya untuk pulang seraya berkata. ’’Diam jangan diberi tahu orang lain, kalau saya sudah wafat baru boleh kau beri tahu orang lain.” (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News


No More Posts Available.

No more pages to load.