KabarBaik.co – Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Gresik menanggapi insiden atas meninggalnya seorang warga Desa Banyutengah, Panceng yang tidak mendapatkan akses cepat terhadap mobil siaga desa dalam kondisi gawat darurat.
Hal tersebut lantas membuat warga geram dan melakukan aksi pencopotan ban mobil siaga desa pada Minggu (29/6). Korban bernama Fatkul Hadi meregang nyawa di RSUD Ibnu Sina, setelah diantar tengah malam menggunakan kendaraan tosa.
Kepala DPMD Gresik Abu Hassan, menyampaikan bahwa pihaknya akan melakukan pembinaan terhadap pemerintah desa (pemdes). “Kami lakukan pembinaan dengan pemdesnya,” ujarnya, Selasa (1/7).
Polemik Mobil Siaga Desa Banyutengah Gresik Memanas, Kursi Beterbangan saat Audiensi
Ia juga menyebut telah bertemu dan berkomunikasi dengan Camat Panceng untuk menindaklanjuti kasus tersebut. “Sampun kemarin saya dengan Camat Panceng sudah bertemu untuk melakukan pembinaan selanjutnya,” tambahnya.
Selain itu, Abu Hassan mengimbau seluruh pemerintah desa di Gresik agar menjadikan insiden ini sebagai pelajaran bersama. Ia menekankan pentingnya komunikasi yang baik antarperangkat desa dalam pelayanan kepada warga. “Perlunya membangun komunikasi bersama,” tutupnya.
Sebelumnya, warga Desa Banyutengah memprotes lambatnya akses terhadap mobil siaga saat kondisi darurat, yang menyebabkan Fatkul Hadi dilarikan ke Puskesmas menggunakan kendaraan tosa sebelum akhirnya dirujuk dan meninggal dunia di RSUD Ibnu Sina.
Aksi warga memuncak dengan pencopotan dua ban mobil siaga dan di keesokan harinya pada senin (30/6), warga kembali datang ke balai desa dengan tuntutan pencabutan laporan oleh kepala desa.(*)