Intip Cara Modern TPA Giri Mulyo Olah Sampah di Sidoarjo

oleh -284 Dilihat
sampah sidoarjo
Gunungan sampah yang ada di TPA Giri Mulyo, Jabon.

KabarBaik.co – Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Griyo Mulyo mulai bertransformasi dari sekadar lokasi pembuangan menjadi pusat pengelolaan sampah yang lebih modern dan terstruktur. Meski sistem landfill masih menjadi andalan utama, berbagai inovasi mulai diterapkan untuk mengurangi ketergantungan terhadap metode tersebut.

Salah satu terobosan yang dilakukan adalah menghadirkan fasilitas pemilahan (sorting) dan pengomposan. Dua fasilitas ini menjadi harapan baru untuk mengolah sampah secara lebih optimal sebelum berakhir di lahan uruk. Dengan pendekatan ini, TPA Griyo Mulyo tak hanya menjadi titik akhir, melainkan bagian penting dari siklus pengelolaan sampah berkelanjutan.

“Proses pengelolaan dimulai dari jembatan timbang, tempat seluruh truk sampah masuk dan ditimbang. Setelah itu, truk diarahkan ke lokasi sesuai dengan jenis sampah yang diangkut,” ujar Kepala TPA Griyo Mulyo, Hajid Arif Hidayat, Rabu (16/4).

Sampah yang belum dipilah langsung dialihkan ke fasilitas sorting untuk diproses lebih lanjut. Sedangkan sampah organik seperti ranting pohon dan limbah taman langsung dikirim ke fasilitas kompos. Upaya ini dilakukan untuk meminimalisasi volume sampah yang diurug dan memperbesar peluang daur ulang.

“Kapasitas fasilitas sorting sekitar 60 ton per hari, sedangkan kompos hanya 15 ton. Padahal, rata-rata sampah yang masuk mencapai 500 hingga 600 ton per hari,” jelasnya.

Sebelum dibuang, sampah di dalam truk akan diverifikasi ulang jenisnya. Setelah dibongkar, truk ditimbang kembali untuk mengetahui volume akhir sampah yang dibuang. Data tersebut menjadi dasar perhitungan retribusi bagi TPS 3R pengirim sampah. Semakin kecil volumenya, semakin kecil pula retribusi yang dibebankan.

Di fasilitas sorting, sampah dipilah menjadi sekitar 14 jenis. Barang bernilai seperti plastik, kertas, dan logam dijual sebagai bahan daur ulang. Sementara sampah organik diolah menjadi kompos menggunakan mesin shredder dan windrow turner untuk kemudian dimanfaatkan dalam program penghijauan dan ketahanan pangan.

TPA ini juga dilengkapi Leachate Treatment Plant (LTP) guna mengolah air lindi agar tak mencemari lingkungan. Untuk mengatasi bau dan lalat dari tumpukan sampah, cairan Ecolindy disemprotkan ke truk sebelum pembongkaran dan disuntikkan ke landfill secara berkala. “Ecolindy disemprotkan langsung ke truk sebelum pembongkaran dan secara berkala diinjeksi ke tumpukan sampah di landfill,” ungkapnya.

Meski fasilitas terus dikembangkan, Hajid mengakui bahwa pengurangan volume sampah belum signifikan. “Secara operasional, dua tahun terakhir kami zero downtime, tapi dari sisi pengurangan volume, belum banyak perubahan. Sampah rumah tangga, terutama organik, masih dominan dan belum dipilah sejak dari sumbernya,” ujarnya.

Tantangan lain adalah kesadaran masyarakat yang masih rendah dalam memilah sampah sejak dari rumah. Padahal, menurut UU Nomor 18 Tahun 2008, pengelolaan sampah adalah tanggung jawab bersama.

“Kalau merujuk pada UU Nomor 18 Tahun 2008, pengelolaan sampah adalah tanggung jawab masyarakat. Tapi dalam praktiknya, hal itu belum berjalan maksimal,” tandasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Yudha
Editor: Gagah Saputra


No More Posts Available.

No more pages to load.