KabarBaik.co – Anggota Komisi D DPRD Provinsi Jawa Timur Satib mendorong pengerjaan Jalur Lintas Selatan (JLS) segera dirampungkan agar penutupan jalur gumitir secara total tidak akan terlalu berdampak kepada masyarakat.
Satib mengatakan bahwa dampak penutupan jalur Gumitir memang sangat berdampak kepada kabupaten di wilayah Tapal Kuda.
“Ya contohnya seperti terlambatnya distribusi BBM seperti kemarin. Karena selama ini memang antara Jember – Banyuwangi akses terdekat harus lewat Gumitir,” kata Satib, Sabtu (9/8).
Oleh sebab itu ia mendorong agar pengerjaan JLS segera dilakukan percepatan dan akan menggelar pertemuan dengan BPJN untuk membahas hal tersebut.
“Karena kalau Gumitir ditutup dan JLS sudah tersambung, dampaknya tidak akan sebesar sekarang,” katanya.
Legislator Gerindra itu juga mengatakan saat ini tercatat masih ada sekitar 59 kilometer ruas jalan yang belum rampung, terutama di wilayah Jember.
“Jadi pembangunan JLS terbagi dalam tiga tahap, yaitu pembebasan lahan, land clearing, dan pelaksanaan konstruksi,” jelasnya.
“Kalau dulu pembebasan lahan anggarannya diserahkan ke kabupaten, tapi sekarang biayanya dari pusat. Kabupaten hanya melaksanakan proses pembebasannya,” imbuhnya.
Disinggung soal kendala pengerjaan JLS, Satib mengungkapkan salah satunya berada di kawasan Taman Nasional.
“Karena itu hutan lindung, jadi perlu ada koordinasi antara Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) dan pihak pengelola taman nasional sangat diperlukan,” ungkapnya.
Lebih lanjut ia menilai, penyambungan jalur JLS Jember–Banyuwangi sangat penting untuk menggerakkan roda perekonomian wilayah selatan Jawa Timur.
“Antara BPJN dan pihak Taman Nasional Kebon Agung sama-sama di bawah pemerintah pusat. Jadi sebenarnya kalau fokus pada kepentingan masyarakat, proses ini bisa dipercepat. Apalagi jalan di Gumitir itu labil. Sering terjadi longsor dan penutupan jalan. Kalau JLS sudah tembus, kendaraan ke Banyuwangi bisa lewat jalur selatan, sehingga perekonomian tidak terlalu terganggu,” tutup Satib. (*)