Jam Dinding Tua: Penanda Waktu atau Penjaga Gerbang Tak Terlihat?

oleh -152 Dilihat
jam dinding

KabarBaik.co- Di banyak rumah lama di Jawa, jam dinding kuno masih tergantung diam di ruang tamu—meski jarumnya telah berhenti, mesinnya macet, atau bahkan kacanya pecah. Namun benda ini jarang dibuang atau diganti. Sebab dalam kepercayaan tradisional Jawa, jam tua tidak hanya berfungsi sebagai penunjuk waktu, melainkan diyakini menyimpan nilai simbolik dan spiritual sebagai penanda siklus energi gaib.

Dalam kejawen, jam yang berhenti tiba-tiba, khususnya di waktu malam atau saat hari pasaran tertentu seperti Jumat Kliwon, sering dikaitkan dengan pertanda tak kasatmata. Hal tersebut bisa berupa isyarat kedatangan roh leluhur, pergeseran energi, hingga gangguan dari alam halus. Kepercayaan ini biasanya melekat pada jam yang diwariskan turun-temurun dan tidak pernah dipindahkan dari posisi awalnya.

Waktu yang Tidak Selalu Bergerak Lurus

Secara spiritual, waktu dalam kepercayaan Jawa tidak dipahami sebagai garis lurus yang bergerak ke depan, tetapi sebagai siklus yang terus berulang. Benda-benda yang terkait dengan waktu seperti jam tua, kalender Jawa, dan lonceng antik, diyakini memiliki medan energi tersendiri yang dapat merekam memori ruang dan peristiwa.

Ketika benda-benda ini dipindahkan, dibersihkan tanpa prosedur adat, atau diaktifkan kembali secara sembarangan, dipercaya dapat memicu ketidakseimbangan. Gejala yang muncul antara lain berupa mimpi buruk berulang, suara langkah kaki di malam hari, hawa dingin tiba-tiba, atau bayangan samar di sekitar area jam tergantung.

Simbol Warisan dan Penjaga Ruang

Jam dinding tua dalam tradisi rumah Jawa sering dibiarkan tetap tergantung, bahkan jika mesinnya sudah tidak berfungsi. Tindakan ini bukan semata karena keengganan memperbaiki, melainkan sebagai bentuk penghormatan terhadap ritme energi rumah yang sudah terbentuk selama bertahun-tahun.

Penempatan jam biasanya mengikuti arah mata angin spiritual dalam kejawen, yakni kiblat papat limo pancer sebuah sistem arah yang dipercaya memengaruhi arus energi dalam hunian. Mengganti posisi jam sembarangan dianggap dapat mengubah sumbu keseimbangan ruang dan membawa dampak yang tidak diinginkan.

Penanda Dimensi yang Berlapis

Jam dinding tua dipandang bukan sebagai benda mati, melainkan penanda dimensi yang berlapis. Ia dipercaya mampu menyimpan jejak waktu, merekam peristiwa-peristiwa penting, dan menjadi saksi diam dari interaksi manusia dengan alam halus. Jika waktu pada jam tua berhenti secara tidak wajar, hal itu kadang ditafsirkan sebagai peringatan, bukan semata kerusakan mekanis.

Dalam banyak rumah adat Jawa, membiarkan jam tua tetap tergantung dalam keheningan adalah bentuk penghormatan terhadap waktu bukan hanya yang telah berlalu, tapi juga yang masih menyisakan sesuatu di baliknya.

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Muhammad Rizqi Hidayah
Editor: Lilis Dewi


No More Posts Available.

No more pages to load.