KabarBaik.co – Kabupaten Gresik menjadi tuan rumah Jambore Penyuluh Pertanian dan Petani Milenial 2025. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari di Bumi Perkemahan Semen Indonesia, Gresik dan dibuka secara langsung oleh Wamentan RI Sudaryono.
Dimulai sejak Kamis (25/9), jambore ini menjadi ajang konsolidasi sekaligus penguatan peran penyuluh dalam mendukung ketahanan dan swasembada pangan nasional.
Jambore ini mempertemukan para penyuluh pertanian dari berbagai wilayah Pulau Jawa, termasuk Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain membuka jambore, Sudaryono juga melepas ekspor perdana keripik sayur ke Singapura senilai 10.800 dolar Singapura. Ia menyebut ekspor tersebut contoh nyata inovasi produk pertanian bernilai tambah dan berdaya saing global.
Dalam acara itu, Wamentan turut memberikan penghargaan berupa sepeda motor kepada penyuluh pertanian berprestasi dari tiga provinsi. “Penyuluh Pertanian ini sangat penting peranannya bagi kami pemerintah pusat. Hasil dari kerja keras dan produktifitas mereka adalah penting bagi kami di pusat. Jadi kami men-support penuh Penyuluh Pertanian,” kata Sudaryono.
Menurut dia, penyuluh pertanian bukan hanya perpanjangan tangan kebijakan, tetapi juga kanal penyampaian masalah dan keluhan petani ke pemerintah pusat. “Kami berusaha menjadi bagian untuk problem solving antara Penyuluh Pertanian dan Petani itu sendiri. Mereka adalah juga bagian dari Kementerian Pertanian,” ujarnya.
Sudaryono juga menampilkan sejumlah kisah sukses petani milenial yang dianggap layak ditiru. Di antaranya pengusaha produk olahan sabut kelapa yang mampu membukukan omzet hingga Rp 10 miliar per tahun dan pelaku usaha tanaman hias asal Batu, Jawa Timur, dengan omzet Rp 500 juta per bulan dari pasar ekspor.
“Petani milenial harus tertantang untuk mengikuti jejak mereka. Pemerintah siap menjembatani dengan menghadirkan mentor serta membuka akses ke pasar ekspor bagi para pelaku usaha pertanian,” pungkasnya.
Kementerian Pertanian menegaskan komitmen mendukung peran penyuluh melalui pelatihan, pendampingan, dan kemudahan akses teknologi serta pasar. Upaya ini disebut sebagai bagian dari visi besar menuju pertanian Indonesia yang maju, mandiri, dan modern.(*)