Jawa Timur Tetap Jadi Penyangga Utama Produksi Jagung Nasional Meski Alami Penurunan

oleh -1040 Dilihat
IMG 20250419 WA0003
Luas panen jagung di Jawa Timur mengalami penurunan 2,62 persen namun kontribusi terhadap produksi nasional masih yang terbesar

KabarBaik.co – Jawa Timur kembali mempertahankan posisinya sebagai provinsi dengan produksi jagung tertinggi di Indonesia selama 2022-2024. Pada tahun 2024, luas panen jagung di Jawa Timur mencapai 739.257 hektare, memberikan kontribusi sebesar 29 persen dari total luas panen nasional.

Namun, meskipun dominasi tersebut tetap terjaga, luas panen jagung di Jawa Timur mengalami penurunan 2,62 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini bertolak belakang dengan tren nasional yang mencatat kenaikan luas panen sebesar 2,93 persen.

Produksi jagung pipilan kering Jawa Timur pada 2024 mencapai 6,21 juta ton dengan kadar air 28 persen dan 4,60 juta ton untuk kadar air 14 persen. Meski angkanya besar, penurunan sebesar 4,17 persen dibandingkan tahun 2023 tak terelakkan.

“Sejalan dengan luas panen, produksi jagung pipilan kering di Jawa Timur tahun 2024 juga mengalami penurunan dibanding tahun 2023. Namun, kontribusi terhadap produksi nasional masih yang terbesar, yaitu 30,36 persen,” ungkap Zulkipli, Kepala BPS Jawa Timur, Sabtu (19/4).

Secara nasional, produksi jagung pipilan kering justru meningkat 2,47 persen pada periode yang sama. Namun, Jawa Timur tetap menjadi tulang punggung produksi jagung nasional.

Di sisi konsumsi, daerah-daerah di Pulau Madura seperti Kabupaten Sumenep, Pamekasan, Bangkalan, dan Sampang mencatat tingkat konsumsi per kapita jagung tertinggi di Jawa Timur. Kabupaten Lumajang, Probolinggo, dan Situbondo juga menunjukkan tingkat konsumsi yang cukup tinggi di luar Madura.

Sayangnya, konsumsi per kapita bulanan jagung pipilan di Jawa Timur terus menurun sejak 2022. Pada 2024, konsumsi hanya mencapai 0,15 kilogram per kapita per bulan, turun 13,87 persen dibandingkan 2023 yang berada di angka 0,18 kilogram.

Menariknya, meski konsumsi menurun, nilai konsumsi jagung per kapita justru meningkat. “Hal ini disebabkan kenaikan harga jagung selama 2023-2024, mengikuti tren yang juga terjadi pada komoditas beras,” tambah Zulkipli.

Zulkipli juga menyoroti dampak impor terhadap jagung pipilan, yang mencapai 37,62 persen. Hal ini menjadi tantangan bagi Jawa Timur untuk tetap menjaga stabilitas produksi dan konsumsi jagung sebagai komoditas strategis.

Meskipun menghadapi berbagai tantangan, Jawa Timur tetap menjadi penopang utama produksi jagung nasional, menunjukkan peran vitalnya dalam memenuhi kebutuhan pangan dan pakan Indonesia.(*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Dani
Editor: Gagah Saputra


No More Posts Available.

No more pages to load.