Jelang Bulan Suro, Pesanan Warangka Keris Sudahri di Mojoagung Jombang Melejit

oleh -506 Dilihat
2e73593e c437 4583 a063 37738a1f6212
Sudahri, perajin warangka keris di Jombang. (Foto: Teguh)

KabarBaik.co – Momentum bulan Suro membawa berkah tersendiri bagi Sudahri, 55 tahun, perajin warangka keris asal Desa Miagan, Kecamatan Mojoagung, Jombang.

Sejak awal Mei hingga usai malam satu Suro, pesanan warangka keris di bengkel miliknya meningkat drastis.

Sudahri yang telah menekuni profesi ini sejak 2009 mengatakan, permintaan warangka keris meningkat tajam saat bulan Suro dibandingkan hari biasa.

Hal ini seiring dengan tradisi masyarakat Jawa yang melakukan penjamasan atau pencucian keris pada bulan tersebut, sekaligus mengganti warangka jika sudah tak layak.

“Hari biasa paling 7 sampai 8 pesanan warangka. Tapi bulan Suro seperti sekarang bisa sampai 25 per hari. Harus antre karena pesanan sudah sangat banyak,” kata Sudahri saat ditemui di tokonya di Pasar Loak Mojotrisno, Mojoagung, Selasa (24/6).

Puncak pesanan mulai terasa sejak akhir Mei dan terus meningkat memasuki Juni hingga sepekan setelah malam satu Suro.

“Hari ini saja saya baru selesai beberapa warangka yang harus diambil Rabu dan Kamis. Sebagian harus dijamas dulu, dan itu harus saya bawa pulang untuk bancakan,” ujarnya.

Selama bulan Suro, Sudahri bisa mengantongi pendapatan hingga Rp 10 juta, naik signifikan dibanding hari biasa yang hanya berkisar antara Rp 1,5 juta hingga Rp 5 juta. Pendapatan itu tergantung dari jumlah pesanan hingga pembelian keris antik yang juga ia sediakan.

Sudahri menerima berbagai jenis warangka, mulai dari galih asem, kayu kembang, gayaman, ladrang, hingga pelokan. Jenis pelokan disebut paling banyak diminati karena cocok untuk keris tilam.

“Warangka pelokan paling sering dipesan. Tapi ada juga yang suka warangka betok, biasanya untuk keris sandang walikat,” jelasnya.

Namun, menurutnya, jenis warangka paling sulit dikerjakan adalah warangka ladrang. Bahan kayunya harus tebal dan bentuk lekukannya rumit.

“Kayunya harus minimal 6 cm tebalnya. Lekukannya lumayan sulit, jadi pengerjaannya lebih lama,” beber Sudahri.

Dalam sehari, Sudahri mampu menyelesaikan minimal 4 warangka. Pemesannya datang dari berbagai kota di Jawa Timur seperti Bojonegoro, Lamongan, Gresik, Sidoarjo, Mojokerto, hingga Surabaya.

Soal harga, warangka buatan Sudahri bervariasi. Warangka dari kayu kembang dibanderol mulai Rp150 ribu. Sedangkan dari kayu cendana timtim bisa tembus hingga Rp17 juta tergantung tingkat kerumitan dan kelangkaan bahan.

“Kalau pakai kayu cendana atau timoho, apalagi model rumit, bisa sampai Rp17 juta. Tapi yang biasa, harganya sekitar Rp150 ribu,” tuturnya.

Tak hanya membuat warangka, Sudahri juga melayani jasa penjamasan, perbaikan pusaka, hingga marangi atau memberi warangan agar pamor keris kembali terlihat.(*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Teguh Setiawan
Editor: Andika DP


No More Posts Available.

No more pages to load.