KabarBaik.co – Jumlah siswa sekolah dasar di Banyuwangi menurun dari tahun ke tahun. Imbas penurunan jumlah siswa puluhan sekolah di Banyuwangi terpaksa di merger.
Catatan Dinas Pendidikan Banyuwangi hingga saat ini sudah ada 20 sekolah yang terpaksa dimerger. Tahun 2025 bahkan ada 2 sekolah yang diusulkan di merger.
“Merger kita sudah mendekati 20 SD. Itu total keseluruhan yang telah kita lakukan merger, karena jumlah siswa yang semakin hari semakin menurun,” kata Kadispendik Banyuwangi, Suratno, Senin (6/10).
“Di luar yang 20 itu, ada dua lagi yang sedang diverifikasi. Ini upaya kita agar pelayanan pendidikan makin efektif dan efisien,” imbuhnya.
Suratno menjelaskan merger dilakukan karena alasan efisiensi dan pemerataan mutu pendidikan. Ia menyebut, pada tahun ini terdapat dua usulan tambahan sekolah yang sedang diverifikasi oleh Sekretariat Daerah untuk kemungkinan juga dilakukan penggabungan dengan sekolah terdekatnya.
Penurunan, kata Suratno, jumlah siswa menjadi alasan utama di balik kebijakan merger, disertai sulitnya memenuhi kebutuhan guru dan kepala sekolah di lapangan.
Oleh karena itu, kebijakan merger menjadi salah satu kewenangan daerah untuk menjaga keberlangsungan layanan pendidikan agar tetap berjalan optimal.
“Merger ini satu-satunya langkah yang bisa kita lakukan agar sistem pendidikan tetap berjalan efektif,” jelas dia.
Ia menambahkan, dasar utama kebijakan merger tetap mempertimbangkan kondisi geografis sekolah. Sekolah yang berada di wilayah terpencil akan tetap dipertahankan agar anak-anak di daerah tersebut tetap mendapatkan akses pendidikan.
“Kita menyesuaikan kondisi di lapangan. Baik merger maupun mempertahankan sekolah harus berpijak pada prinsip bahwa anak-anak tidak boleh kehilangan haknya untuk belajar,” ujar Suratno.