KabarBaik.co – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur terus memperluas jejaring bisnis internasional dengan ambil bagian dalam Misi Dagang dan Investasi Jawa Timur–Singapura yang digelar di KBRI Singapura, Kamis (13/11). Partisipasi ini menjadi langkah strategis untuk membuka akses lebih luas bagi produk dan peluang usaha Jawa Timur ke pasar global.
Wakil Ketua Umum Kadin Jatim Bidang Pertanian, Edi Purwanto, menegaskan pentingnya Singapura sebagai simpul perdagangan internasional yang selama ini banyak menjadi pintu masuk bagi produk-produk Indonesia, termasuk Jawa Timur.
Menurutnya, tren kerja sama kedua wilayah pasca pandemi menunjukkan peningkatan signifikan sehingga perlu dimanfaatkan secara optimal. “Singapura ini jendela internasional. Banyak hubungan dagang Jawa Timur yang lewat Singapura. Karena itu, Kadin Jatim melihat kita harus banyak berelasi dengan Singapura. Ketika ada misi dagang seperti ini, tentu kami ikut,” ujar Edi, Minggu (16/11).
Ia menjelaskan bahwa Jawa Timur memiliki kekuatan ekonomi besar dengan beragam produk unggulan yang layak dikenalkan lebih luas di pasar Singapura. Melalui keterlibatan berbagai anggota dan pengurus Kadin, peluang investasi dan ekspor diyakini semakin terbuka.
Transaksi dagang Jatim–Singapura selama ini berjalan positif, namun Edi memandang misi dagang kali ini sebagai kesempatan untuk memperbesar nilai perdagangan sekaligus memperkuat pengenalan produk Jatim bagi mitra bisnis Singapura. “Dengan semakin banyak relasi yang dikenalkan, hubungan dagang kita dengan Singapura bisa semakin meningkat,” ujarnya.
Partisipasi Kadin Jatim juga menunjukkan dukungan dunia usaha terhadap program pemerintah sekaligus menegaskan komitmen untuk memperkuat peran Jawa Timur sebagai pusat ekonomi nasional yang terhubung langsung dengan pasar internasional.
Misi Dagang dan Investasi 2025 ini dipimpin langsung oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Forum tersebut mencatatkan transaksi hingga Rp4,163 triliun dari 21 kesepakatan, mencerminkan tingginya antusiasme pelaku usaha kedua negara.
Khofifah menyebut, forum ini menjadi ruang untuk memetakan ulang peluang pasar bagi berbagai produk unggulan Jatim yang berpotensi memenuhi kebutuhan masyarakat Singapura. Di sisi lain, misi dagang juga memperkuat kerja sama industri, perdagangan, dan investasi secara lebih terintegrasi.
Tahun ini menjadi penyelenggaraan keenam misi dagang Jatim–Singapura setelah sebelumnya sukses digelar bersama Saudi Arabia, Malaysia, Timor Leste, Hong Kong, dan Jepang. Produk yang terlibat pun beragam, mulai tembakau, kopi, hasil perikanan, rempah, bioteknologi, hingga sepeda.
Dalam agenda tersebut, 31 pelaku usaha Jatim dipertemukan dengan 60 pelaku usaha Singapura. Pertemuan itu diharapkan memperkuat kerja sama dagang dua arah, terlebih neraca perdagangan Jatim–Singapura pada Januari–Agustus 2025 masih mencatat surplus USD 379,19 juta.
Khofifah menambahkan bahwa kekuatan ekonomi Jatim tidak hanya bertumpu pada sektor industri, tetapi juga sektor agro yang meliputi pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan. Besarnya potensi ini membuka ruang kolaborasi yang lebih luas dengan Singapura maupun negara lainnya.
Kontribusi Jawa Timur terhadap ekspor nasional pada Januari–September 2025 mencapai 10,58%, menempatkannya sebagai provinsi penyumbang ekspor terbesar kedua di Indonesia. Produk unggulan ekspor ke Singapura antara lain perhiasan, tembakau, mesin mekanik, produk kimia, serta hasil perikanan.
Dalam misi tersebut, ditandatangani empat komitmen transaksi antara pelaku usaha Jatim dan Singapura, melibatkan CV Miracle Agro Spices, Mitra Tani, PT Pratama Spices Indonesia, dan PT Charoen Pokphand Jaya Farm. Dengan capaian positif ini, misi dagang Jatim–Singapura diharapkan semakin memperkuat jejaring bisnis dan membuka peluang ekspor baru bagi pelaku usaha Jawa Timur ke pasar internasional. (*)
