KabarBaik.co – Suasana di kawasan wisata Kayutangan Heritage terlihat berbeda dari biasanya pada Senin (1/9) siang. Deretan pertokoan dan kafe memilih tutup. Sementara jalan utama yang biasanya padat, kini lengang dengan hanya sedikit kendaraan terparkir di tepi jalan.
Pantauan di lokasi menunjukkan kursi-kursi di pedestrian yang biasanya ramai pengunjung juga tampak kosong. Fenomena ini bertepatan dengan rencana aksi demonstrasi di Balai Kota Malang.
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang, Baihaqi, menegaskan penutupan usaha tersebut bukan hasil imbauan resmi dari pemerintah. Keputusan diambil sendiri oleh pelaku usaha sebagai langkah antisipasi.
“Gak ada imbauan khusus. Kalau kami mempedomaninya, karena itu kan sudah ada arahan dari Kemendagri kemarin, sudah sangat jelas sekali,” kata Baihaqi.
Baihaqi menyebut masyarakat sudah memahami pentingnya menjaga ketertiban. “Sampai ke level paling bawah, sampai RT RW sudah ada imbauan seperti itu. Kalau sepengetahuan saya, kemarin memang ada arahan dari Kemendagri kemudian dipertajam lagi dengan Surat Edaran (SE) Gubernur,” jelasnya.
Menurut Baihaqi, keputusan menutup toko dan kafe kemungkinan besar untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Sementara itu, berdasarkan sumber, sebanyak 1.540 aparat gabungan dari kepolisian, TNI, BPBD, hingga tenaga kesehatan disiagakan di sekitar Balai Kota Malang guna mengantisipasi potensi kerawanan saat aksi demonstrasi berlangsung.
Diketahui, sebelumnya pada Jumat malam (29/8) hingga Sabtu dini hari (30/8), terjadi kericuhan pasca aksi di depan Mako Polresta Malang Kota. Insiden tersebut mengakibatkan 13 pos polisi mengalami kerusakan, dan tiga di antaranya dibakar massa. (*)








