Kebijakan Pro-Industri Dongkrak Produksi Keramik Nasional, Importir Beralih ke Pabrik Lokal

oleh -77 Dilihat
keramik
Asaki menyebut perbaikan ini tidak lepas dari berbagai kebijakan pemerintah yang dinilai pro-industri serta strategi kolaborasi antara pelaku usaha di dalam negeri.

KabarBaik.co – Industri keramik nasional mulai menunjukkan pemulihan signifikan setelah sempat tertekan oleh gempuran produk impor dalam beberapa tahun terakhir. Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) menyebut perbaikan ini tidak lepas dari berbagai kebijakan pemerintah yang dinilai pro-industri serta strategi kolaborasi antara pelaku usaha di dalam negeri.

Ketua Umum Asaki Edy Suyanto mengatakan bahwa sejumlah regulasi seperti penerapan anti-dumping, safeguard, hingga Standar Nasional Indonesia (SNI) Wajib berhasil memberikan efek berantai positif pada industri. “Kebijakan tersebut menimbulkan multiplier effect yang sangat positif bagi pelaku industri,” ujar Edy dalam keterangan resminya, Kamis (20/11).

Perbaikan iklim industri tersebut memberikan dorongan besar bagi produsen keramik dalam negeri untuk kembali meningkatkan kapasitas produksinya. Sepanjang tahun ini, industri keramik nasional mampu menambah kapasitas baru sekitar 25 juta meter persegi. Kenaikan tersebut diikuti dengan penyerapan tenaga kerja yang mencapai 1.500 orang.

Peningkatan produksi ini sekaligus menggantikan dominasi keramik impor yang sebelumnya mencapai 80 juta meter persegi per tahun. Menariknya, para importir yang dahulu mengandalkan produk luar negeri kini justru beralih bekerja sama dengan pabrik keramik lokal.

Edy menjelaskan bahwa hampir 90 persen importir besar kini telah menandatangani kontrak Original Equipment Manufacturing (OEM) dengan industri keramik nasional. Melalui skema ini, importir tidak lagi mendatangkan produk jadi dari luar negeri, tetapi memproduksi keramik dengan merek mereka sendiri di pabrik dalam negeri. “Para importir bahkan mengaku lebih puas dibandingkan ketika mereka masih mengimpor langsung,” katanya.

Ada sejumlah keunggulan yang membuat skema OEM semakin diminati. Pertama, kepastian suplai dan ketepatan waktu pengiriman lebih terjamin karena tidak lagi bergantung pada logistik internasional. Kedua, harga lebih stabil karena tidak terpengaruh fluktuasi kurs valuta asing. Ketiga, importir mendapatkan layanan purna jual dan garansi kualitas—sesuatu yang tidak didapat jika membeli produk impor.

Keunggulan-keunggulan tersebut membuat industri keramik nasional semakin kompetitif dan mendorong substitusi impor di sektor pembangunan dan properti.

Asaki optimistis momentum positif ini akan berlanjut pada tahun depan. Total produksi keramik nasional pada 2025 diproyeksikan mencapai 474,5 juta meter persegi, tumbuh 15,16 persen dibandingkan produksi tahun lalu yang berada di angka 412 juta meter persegi.

Asaki juga menargetkan tingkat utilisasi kapasitas produksi dapat meningkat menjadi 78–80 persen pada 2025, dari posisi saat ini yang masih berada di sekitar 73 persen.

“Kami berharap kebijakan yang mendukung industri dalam negeri dapat terus dipertahankan sehingga pertumbuhan positif ini berkelanjutan pada tahun-tahun berikutnya,” tutur Edy.

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Dani
Editor: Gagah Saputra


No More Posts Available.

No more pages to load.