Kementan Dorong Hilirisasi Kelapa dan 5 Komoditas Perkebunan Bernilai Rp 138 T

oleh -55 Dilihat
1000094141
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam Sidang Pleno IV Munas XI MUI 2025 di Jakarta, Jumat (21/11/2025) (ANTARA/Aria Ananda)

KabarBaik.co – Kementerian Pertanian mendorong hilirisasi kelapa dan lima komoditas perkebunan strategis bernilai potensi ekonomi sekitar Rp 138 triliun melalui perluasan tanam dan pembangunan fasilitas olahan pada periode 2025-2027.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan hilirisasi menjadi tahapan penting untuk mengurangi ekspor bahan mentah dan memastikan petani memperoleh nilai tambah lebih besar dari produk turunan kelapa, kakao, tebu, kopi, mete, serta lada dan pala.

“Hilirisasi ini kita bangun supaya komoditas tidak lagi dijual sebagai bahan baku. Kita olah di dalam negeri agar petani dapat nilai tambahnya,” kata Amran dalam paparan di Sidang Pleno IV Munas XI Majelis Ulama Indonesia (MUI) 2025 di Jakarta, Jumat (21/11).

Amran memaparkan bahwa total nilai ekonomi hilirisasi enam komoditas tersebut diperkirakan dapat mencapai Rp 138,49 triliun, dengan penyerapan tenaga kerja lebih dari 1,6 juta orang dan target tanam seluas 870.890 hektare pada periode 2025–2027.

Menurut Amran, potensi kelapa menjadi salah satu yang terbesar. Ia menjelaskan Indonesia memiliki sumber daya kelapa yang dapat menghasilkan produk turunan bernilai tinggi, termasuk minyak kelapa, santan olahan, dan minyak kelapa murni (VCO).

“Kelapa ini bisa naik seratus kali lipat nilainya kalau diolah. Jangan lagi kita ekspor kelapa mentah. Kita bangun industrinya di dalam negeri, karena permintaan dunia sekarang bergeser ke coconut milk dan produk nabati,” ujarnya.

Data Kementan menunjukkan komoditas kelapa memiliki target tanam 221.890 hektare dengan prediksi hasil 2,88 juta ton dan nilai ekonomi sekitar Rp 5,77 triliun. Fasilitas olahan akan dibangun di berbagai daerah untuk menguatkan rantai pasok.

Untuk kakao, Kementan menargetkan penanaman 248.500 hektare dengan potensi nilai ekonomi Rp 67,1 triliun. Komoditas tebu diproyeksikan menghasilkan Rp 23,2 triliun melalui target tanam 200.000 hektare.

Sementara itu, kopi memiliki target tanam 99.500 hektare dengan nilai ekonomi Rp 14,93 triliun. Komoditas mete dan lada/pala masing-masing diperkirakan menyumbang sekitar Rp 2 triliun dan Rp 25,5 triliun.

Amran menegaskan hilirisasi merupakan strategi untuk memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global.

“Kalau kita olah sendiri, negara lain bisa sulit bahan baku. Itu kekuatan kita. Jangan hanya kirim bahan mentah, tapi kirim produk jadi,” ungkapnya.

Ia menambahkan peningkatan kapasitas industri olahan akan memperkuat daya tawar Indonesia di pasar global.

Kementan menargetkan pengembangan hilirisasi dilakukan bertahap mulai 2025, sejalan dengan mekanisasi pertanian, pembangunan infrastruktur produksi, dan penguatan tata niaga untuk meningkatkan daya saing ekspor.

Program tersebut juga diintegrasikan dengan peningkatan produksi pangan dan perkebunan nasional untuk memperkuat kemandirian ekonomi serta membuka peluang usaha baru bagi koperasi, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), dan petani di berbagai daerah. (ANTARA)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Editor: Imam Wahyudiyanta


No More Posts Available.

No more pages to load.