KabarBaik.co – Menyambut datangnya Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah, warga Desa Prasung, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo melakukan bersih-bersih makam dan mengirim doa untuk para leluhur mereka.
Tak kurang dari 57 warga bergotong-royong membersihkan makam dari rumput liar maupun tanaman mengganggu lainnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Sidoarjo Bahrul Amiq menuturkan jika kegiatan bersih makam dan doa para leluhur ini sudah menjadi tradisi turun temurun warga Desa Prasung.
Selain untuk mengenang dan menghormati leluhur yang sudah mendahului, tradisi juga sebagai sarana untuk menjaga kerukunan sekaligus silaturahmi antar warga.
“Kegiatan ini untuk menyambut datangnya Idul Adha 1445 Hijriah,” ujarnya saat ditemui di lokasi kegiatan di kawasan makam Mbah Sholeh.
Lebih lanjut Amiq mengaku sengaja mewujudkan kegiatan ini dengan diksi mengajak membersihkan bukan kerja bakti membersihkan, lantaran mempertimbangkan rasa dalam hati.
“Kami lebih menekankan untuk ayo bersama-sama membersihkan makam, daripada mengajak kerja bakti,” lanjutnya.
Menurutnya dengan menggunakan diksi mengajak daripada kerja bakti lantaran akan ada rasa yang menyentuh di hati. Ada rasa yang kurang saat tidak melakukannya.
Hal ini terlihat dari banyaknya warga yang datang. Tak hanya bapak-bapak saja melainkan terdapat puluhan pemuda yang juga turut ambil bagian dalam kegiatan yang dimulai sejak pukul 08.00 WIB ini.
Mereka secara bergantian membersihkan nisan atau tetenger makam dengan menggunakan sikat dan air yang sudah disiapkan sebelumnya.
Usai membersihkan makam, masyarakat yang datang kemudian berkumpul. Mereka mengirim doa pada leluhur dan diakhir dengan pemotongan tumpeng serta makan bersama sebagai wujud kerukunan.
Salah satu warga RT 13, Desa Prasung Kecamatan Buduran, Muchamim yang juga menjadi salah satu warga yang ikut membersihkan makam mengaku sangat senang dengan adanya kegiatan ini.
“Alhamdulillah sekarang makamnya terlihat lebih bersih, lebih terawat jadi kesan selamanya lumayan berkurang, ” katanya.
Ia pun berharap agar tradisi bersih makam dan doa untuk leluhur ini tetap dijalankan sampai kapanpun. “Karena tanpa leluhur, kita bukanlah siapa-siapa,” tutupnya. (*)