KabarBaik.co – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa turun langsung meninjau penanganan pasca ambruknya musholla Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Senin (29/9). Ia memastikan proses evakuasi korban dilakukan secara maksimal hingga tuntas, tanpa ada yang terlewat.
“Hingga saat ini, BPBD Jatim, BPBD Sidoarjo, Basarnas, TNI, Polri, dan relawan lintas sektor terus melakukan penyisiran untuk menyelamatkan korban. Proses evakuasi berlangsung tanpa henti,” kata Khofifah, Selasa (30/9).
Berdasarkan data BPBD Jatim hingga pukul 11.00 WIB, tercatat total 100 korban telah teridentifikasi. Rinciannya, 26 orang masih dirawat inap, 70 orang sudah pulang, satu orang dirujuk dari RS Siti Hajjar ke RSI Sakinah Mojokerto, dan tiga orang meninggal dunia.
Khofifah menambahkan, alat berat berupa ekskavator telah disiagakan. Namun, penggunaannya masih menunggu kondisi reruntuhan yang memungkinkan. “Tim terus berupaya memberi layanan kepada korban yang masih bisa berkomunikasi di bawah reruntuhan, termasuk pemberian oksigen dan air untuk menjaga ketahanan tubuh,” jelasnya.
Untuk memudahkan wali santri mendapatkan informasi, Pemprov Jatim bersama pengasuh ponpes membuka Crisis Center di lokasi. “Di crisis center ada tim lintas instansi bersama pengasuh pondok untuk memfasilitasi wali santri yang menanyakan kondisi anak-anaknya,” ujar Khofifah.
Puluhan ambulans juga disiagakan untuk mempercepat penanganan korban. Setidaknya ada lima rumah sakit yang menjadi rujukan, yakni RSI Siti Hajjar, RSUD R.T. Notopuro, RS Delta Surya, RS Sheila Medika, dan RSUD Sidoarjo.
Adapun data sementara perawatan korban adalah sebagai berikut:
RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo: 40 pasien (8 rawat inap, 30 sudah pulang, 2 meninggal dunia).
RSI Siti Hajjar: 52 pasien (11 rawat inap, 1 meninggal dunia, 39 sudah pulang, 1 dirujuk).
RS Delta Surya: 6 pasien rawat inap.
RS Sheila Medika: 1 pasien, sudah pulang.
RS Unair: 1 pasien rawat inap.
Dinas Kesehatan Jatim memastikan seluruh rumah sakit di Sidoarjo dan Surabaya telah disiagakan menerima rujukan korban. “Untuk biaya pengobatan di rumah sakit non-RSUD akan ditanggung Pemprov Jatim. Sementara untuk RSUD Sidoarjo ditanggung Pemkab Sidoarjo,” tegas Khofifah.
Selain itu, tim EMT (Emergency Medical Team) dari berbagai rumah sakit dan relawan dikerahkan untuk membantu pertolongan pertama, evakuasi, dan rujukan pasien. Tim DVI dari Polda Jatim juga disiagakan di lokasi.
Menurut laporan awal, musholla Ponpes Al-Khoziny roboh akibat struktur atap berbahan kayu yang tidak mampu menahan beban pengecoran. Saat itu, tengah dilakukan pengecoran lantai empat. Ketika para santri melaksanakan salat Asar berjamaah sekitar pukul 15.00 WIB, tiang penopang tidak kuat dan bangunan runtuh hingga ke lantai dasar.
“Kita semua berduka dan prihatin. Ke depan, perlu evaluasi menyeluruh agar ruang belajar dan ibadah di pesantren benar-benar aman bagi santri,” pungkas Khofifah.






