KabarBaik.co – Warga Desa Ploso, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, kembali menggelar acara tahunan Kirab Titik Nol Bung Karno.
Acara ini merupakan bentuk ekspresi masyarakat untuk merayakan dan melestarikan sejarah kelahiran Ir. Soekarno, Proklamator sekaligus Presiden pertama Republik Indonesia, yang diyakini lahir di Ploso pada 6 Juni 1902.
Kirab ini menjadi tahun kedua pelaksanaannya dan melibatkan rute yang melewati sejumlah titik bersejarah yang berkaitan dengan Bung Karno. Di antaranya adalah rumah kelahiran Soekarno, tempat ia mengaji semasa kecil, serta lokasi tempat ayahnya, Raden Soekemi, mengajar.
“Inilah bentuk ekspresi masyarakat Ploso atas sejarah Bung Karno yang lahir di wilayah mereka. Kirab ini adalah bentuk perayaan atas lahirnya pendiri bangsa di tanah Ploso,” ujar Binhad Nurrohmat, inisiator Kirab Titik Nol Bung Karno, kepada wartawan pada Jumat (20/6).
Tak hanya kirab, rangkaian acara juga diramaikan dengan Ploso Festival yang menampilkan pertunjukan kesenian ludruk serta pasar malam yang digelar selama satu pekan.
Binhad berharap kirab ini bisa menjadi cara masyarakat menggali potensi sosial dan ekonomi berbasis sejarah.
“Pertama, ini bentuk usaha kami agar sejarah bisa menjadi sumber daya masyarakat. Kedua, sebagai sosialisasi informasi sejarah kepada publik bahwa Soekarno lahir di Ploso, Jombang,” tegasnya.
Ia juga mendorong Pemerintah Kabupaten Jombang untuk segera menetapkan Rumah Kelahiran Soekarno di Ploso sebagai Cagar Budaya Peringkat Kabupaten. Menurutnya, sejumlah dokumen, foto, serta keterangan dari kerabat Soekarno telah mendukung klaim tersebut.
“Saya minta rekan-rekan media terus mengawal fakta sejarah ini, bahwa Bung Karno lahir di Ploso berdasarkan dokumen dan arsip yang ada,” tambah Binhad.
Sejarah kelahiran Soekarno memang kerap menjadi perdebatan. Selama ini, Blitar dikenal sebagai tempat Bung Karno dimakamkan, namun sejumlah sumber sejarah menunjukkan Ploso, Jombang sebagai tempat kelahirannya.(*)