Kisah di Balik Cagar Budaya Situs Adipati Panjer Kediri

oleh -478 Dilihat
0ba4b188 0888 4c2e b84f 44028c2eb346
Acara pengambilan air suci di Sumber Panjer. (Foto: Oktavian Yogi Pratama)

KabarBaik.co – Sumber Adipati Panjer yang terletak di Desa Panjer, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri rupanya menyimpan kisah menarik.

Kisah itu tertuang dalam Serat Babad Kadhiri yang merupakan naskah kuno berisi kisah berdirinya Kota dan Kabupaten Kediri.

Ketua Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kabupaten Kediri (DK4) Imam Mubarok, mengatakan pada saat Era Daha terdapat sebuah kerajaan bernama Kadipaten Panjer yang dipimpin oleh Adipati Panjer.

Adipati Panjer ini dikenal memiliki ayam jago dan sering melakukan sabung ayam dan saat itu datanglah sosok pemuda sangat tampan bernama Gendam Asmorondono dengan maksud untuk menantang Adipati Panjer. Adipati Panjer pun dinyatakan kalah saat bertarung.

“Selain itu Gendam Asmorondono juga melihat istrinya Adipati Panjer yang sangat cantik, dan kemudian istrinya terpikat olehnya, karena kekalahan itu Adipati Panjer lari ke Sumber Panjer ini,” katanya.

Dikatakan Serat Babad Kadhiri, Sumber Panjer ini sangat mujarab untuk mengobati luka-luka. Belum sampai mengobati luka-lukanya Gendam Asmorondono datang dan menantang kembali Adipati Panjer, dan kemudian Adipati panjer meninggal.

“Setelah itu masyarakat sekitar rakyat Panjer mengejar Gendam Asmorondono dengan istrinya itu kemudian lari ke Sumber Kalasan, di sana dia masuk dan hilang di situ,” tambahnya.

Imam juga menyebut bila Sumber Panjer ini disebut sebagai salah situs cagar budaya yang ada di Kabupaten Kediri dan memiliki cerita yang sangat unik. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Oktavian Yogi Pratama
Editor: Andika DP


No More Posts Available.

No more pages to load.