KabarBaik.co – Sebagai puncak malam perayaan HUT Ke-23 Kota Batu digelar wayang kulit yang mengambil makna pesan yang mendalam dengan lakon ‘Arjuna Wiwaha’ oleh Dalang Ki Purbo Asmoro dari Surakarta, di parkir timur Balaikota Among Tani, Kota Batu, Kamis (17/10) malam.
Rangkaian resepsi dimulai sejak sore hari dengan berbagai penampilan kesenian tradisional. Acara dimulai dengan bantengan dan gumbingan, cangkrukan budaya, serta penampilan keroncong dari Band Moniez. Kelompok guru bahasa Jawa Kota Batu turut mengisi acara dengan penampilan Panembromo menjelang pembukaan pagelaran wayang.
Sedangkan, pagelaran wayang kulit tersebut semakin meriah dengan penampilan tari tradisional dari berbagai desa di Kota Batu yang telah menorehkan prestasi di ajang lomba tingkat kota. Salah satu penampilan yang menarik perhatian adalah tari remo sapu jagat dari Sanggar Maheswari.
Selain itu, ada juga suguhan angklung dari PKK/Dharma Wanita yang di dalamnya turut dimainkan oleh Dwi Mardiana Aries Agung, Pj. Ketua TP PKK.
Pada pukul 19.30 WIB, halaman parkir Balai Kota Among Tani dipadati oleh masyarakat dan undangan yang hadir untuk menyaksikan resepsi. Di sisi lain, tenda-tenda UMKM menyediakan berbagai makanan dan minuman untuk pengunjung.

Kepala Dinas Pariwisata (Disparta) Kota Batu, Arief As-Siddiq mengatakan, bahwa pihaknya menjadi pemimpin dalam pagelaran wayang kulit resepsi hari jadi Kota Batu. Tema dan lakon yang diangkat. Yang menurutnya, memiliki kesinambungan dengan kearifan lokal Batu dan pesan yang disampaikan dalam ceritanya.
“Arjuna Wiwaha, seperti nama satu-satunya gunung dari pewayangan, dengan cerita karya masa jaya baya yang menyampaikan sebuah kisah epik kepahlawanan Pandawa Lima untuk mendapatkan sebuah pusaka dalam rangka perjuangan besar Pandawa melawan kedholiman Baratayuda,” ungkap Arief.
Mengusung lakon tersebut, Arief memaknai semangat Kota Batu dalam memajukan kearifan lokal melalui semua unsur budayawan. Dalam rangkaian pagelaran wayang, pihaknya melibatkan banyak elemen, seperti penggemar wayang, seniman dan budayawan, serta beberapa pelaku wisata, dengan memberikan kesempatan ikut menyaksikan.
“Memang disajikan untuk masyarakat, semuanya demi memeriahkan hari jadi Kota Wisata Batu. Juga sebagai salah satu bentuk dukungan terhadap kebudayaan kesenian tradisional agar terus lestari di Kota Batu,” imbuhnya.
Sedangkan, Ketua Panitia HUT ke 23 Kota Batu, Abdul Rais, menyatakan bahwa rangkaian acara HUT masih akan berlangsung hingga Desember. Pagelaran wayang kulit ini merupakan acara ke 20 dari total 30 rangkaian kegiatan.
“Hari ini resepsi diisi kegiatan pagelaran wayang kulit lakon Arjuna Wiwaha dengan dalang Ki Purbo Asmoro dari Surakarta dan juga dihibur dengan bintang tamu Cak Yudho CS dan Lala Atila,” tambah Abdul Rais, yang juga menjabat sebagai Kepala Satpol-PP Kota Batu.
Untuk diketahui, sebuah sumber menyebutkan lakon Arjuna Wiwaha adalah salah satu cerita wayang karya sastra Jawa kuno yang mengisahkan tentang perjalanan Arjuna dalam usahanya untuk memperoleh senjata sakti. Cerita dimulai dengan Raja Parikesit yang meminta Rsi Abiyasa menceritakan kisah Arjuna. Abiyasa lalu menceritakan perjalanan Arjuna untuk memperoleh senjata sakti, yaitu Pasupati, yang merupakan anugerah dari Dewa Siwa.
Demi mendapatkan Pasupati, Arjuna harus menjalani tapa (penyucian diri) selama setahun. Pada perjalanan tapanya, Arjuna bertemu dengan Dewa Siwa yang sedang menyamar sebagai seorang brahmana. Dewa Siwa kemudian menantang Arjuna bertarung guna membuktikan kelayakan Arjuna memiliki Pasupati. Meskipun penuh kesulitan, Arjuna akhirnya berhasil memenangkan pertarungan dan memperoleh anugerah Pasupati.(*)