KabarBaik.co – Kelompok penyandang disabilitas kini tidak lagi hanya dipandang sebagai kelompok rentan dalam situasi bencana. Melalui peluncuran buku berjudul ‘Nothing Without Us: Ada Ruang untuk Disabilitas dalam Penanggulangan Bencana’, penyandang disabilitas ditegaskan sebagai agen perubahan dalam upaya penanggulangan bencana (PB) yang inklusif.
Peluncuran buku ini digelar di Pendopo Rumah Rakyat Kota Mojokerto, Jawa Timur. Acara ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) 2025, yang mengusung tema @Bencana tidak bisa menunggu, Kesiapsiagaan menjadi yang utama “TangguhRek.”
Peluncuran buku ini menjadi momentum penting untuk menegaskan bahwa disabilitas bukanlah hambatan dalam PB, melainkan bagian dari solusi.
Buku ini memuat kisah-kisah nyata para penyandang disabilitas yang aktif terlibat dalam pembentukan dan penguatan Unit Layanan Disabilitas (ULD) di berbagai daerah.
“ULD itu harusnya menjadi gerakan membangun ketangguhan untuk ragam disabilitas agar lebih bermakna lagi,” ujar Plt Deputi Bidang Pencegahan BNPB Pangarso Suryotomo. Kamis (2/9).
Hingga saat ini, terdapat lima ULD yang sudah terbentuk, yakni di Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat.
Keberadaan ULD menjadi mitra strategis bagi pemerintah daerah dalam memastikan keterlibatan aktif kelompok disabilitas dalam seluruh tahapan PB, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi.
Sementara itu, Lucy Dickinson, Team Leader Program SIAP SIAGA, menegaskan bahwa prinsip Nothing Without Us bukan hanya slogan, tetapi juga seruan untuk transformasi nyata.
“Disabilitas bukan sekadar penerima manfaat, mereka adalah pemimpin, penggerak strategi, dan agen perubahan,” tegas Lucy.
Program SIAP SIAGA merupakan kemitraan antara Pemerintah Australia dan Indonesia yang fokus pada peningkatan kapasitas manajemen risiko bencana.
Dalam kegiatan ini, SIAP SIAGA berkolaborasi erat dengan BNPB serta berbagai unsur pentahelix dalam mendukung penyelenggaraan PRB 2025 di Mojokerto.
Peluncuran buku ini turut dihadiri sejumlah pejabat dan tokoh penting seperti Prasinta Dewi, (Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB), Supomo, (Plt Direktur Pemulihan dan Sumber Daya Alam BNPB), serta Dinar Dana Kharisma, (Direktur Kemandirian Sosial dan Ekonomi, Kementerian Sosial RI).
Selain peluncuran buku, rangkaian kegiatan PRB 2025 juga mencakup diskusi pembelajaran dan pameran, yang menunjukkan berbagai inovasi dan pendekatan inklusif dalam membangun ketangguhan terhadap bencana dan perubahan iklim.
Kegiatan ini menjadi wujud komitmen bersama untuk memastikan penyandang disabilitas hadir sejak awal dalam setiap proses kebijakan PB. Masa depan yang aman, adalah masa depan yang inklusif. (*)






