LC Kesurupan Massal di Malam 1 Suro, Ketika Dunia Gaib Menyapa Dunia Malam

oleh -663 Dilihat
KESURUPAN
Tangkapan layar video kasus sejumlah LC kesurupan di sebuah hiburan malam di Jakarta, Kamis (26/6) malam.

KabarBaik.co- Sebuah tempat hiburan malam di Hotel Classic, Pasar Baru, Jakarta Pusat, sedang jadi gunjingan luas. Ini setelah beredar video pendek kasus kesurupan massal. Korbannya sejumlah pemandu karaoke atau Lady Companion (LC). Kejadiannya Kamis  (26/6) malam. Ini jadi perbincangan karena terjadi tepat pada malam 1 Suro. Dalam tradisi Jawa, malam yang dikenal sebagai waktu sakral, penuh nuansa mistis.

Video amatir berdurasi 22 detik itu telah tersebar luas di media sosial, seperti di TikTok dan Instagram, beberapa hari setelah kejadian. Dalam video tersebut, tampak sejumlah wanita berpakaian seksi yang merupakan LC menjerit histeris, menangis, hingga kehilangan kesadaran di area basement Hotel Classic. Beberapa dari mereka bahkan tampak harus dibopong keluar dengan sepeda motor karena tubuhnya tak bisa dikendalikan.

Suasana di lokasi terdengar ricuh. Para pegawai dan rekan sesama LC yang masih sadar tampak membantu para korban yang kesurupan. Sejumlah pengunjung memilih meninggalkan lokasi karena ketakutan. Samar-samar terdengar percakapan yang terekam kamera. “Kenapa pada kesurupan massal?” tanya seorang pria dalam video. ’’Bahaya,” lanjut pria itu.

Diketahui, LC merupakan sebutan bagi wanita yang bekerja sebagai pemandu karaoke atau pendamping tamu di tempat hiburan malam. Tugas mereka biasanya menemani tamu bernyanyi, berbincang, dan menjaga suasana tetap menyenangkan. Pekerjaan ini seringkali melekat dengan stigma dunia malam, walaupun tentu tidak semua LC terlibat dalam praktik negatif.

Hotel Classic dikenal sebagai salah satu pusat hiburan malam paling ramai di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat. Berbagai fasilitas hiburan dewasa seperti karaoke, bar, dan klub malam beroperasi hingga dini hari.

Yang membuat kejadian ini makin menyita perhatian adalah waktunya yang kebetulan bertepatan malam 1 Suro atau malam 1 Muharram dalam kalender Hijriah.

Dalam budaya Jawa, malam ini diyakini sebagai malam keramat. Konon, malam itu disebut sebagai batas antara dunia manusia dan alam gaib dipercaya menipis. Sejumlah pantangan umumnya dihindari pada malam tersebut, seperti tidak keluar rumah terlalu malam, tidak menggelar pesta atau hiburan, tidak melakukan aktivitas maksiat, dan tidak sembarangan menyebut hal-hal mistis.

Nah, dalam video viral yang diunggah akun Instagram @voxnetiz***, narasi yang disertakan bahkan menyebut insiden itu sebagai bentuk gangguan supranatural karena tempat hiburan itu tidak melakukan ritual penolak bala.

Sejak video insiden menyebar luas, warganet pun langsung membanjiri kolom komentar dengan spekulasi. Banyak yang mengaitkan peristiwa ini dengan hal-hal gaib, mengingat konteks waktunya yang dianggap keramat. “Jin-nya pada keluar malam itu, jalan-jalan, yang nggak siap mental bisa kena,” tulis seorang netizen.

Komentar lain. “Saking sibuknya cari dunia, lupa kalau malam itu malam sakral. Akhirnya begini.” Bahkan, ada pula yang berkomentar seolah menasihati. “Bisa-bisanya jadi LC pas malam 1 Suro, risiko ditanggung sendiri.”

Hingga kini, belum ada klarifikasi resmi dari manajemen hotel maupun pihak kepolisian tentang penyebab pasti dari insiden tersebut.

Fenomena kesurupan massal atau dalam istilah akademis disebut mass psychogenic illness (MPI) adalah kondisi di mana sekelompok individu menunjukkan gejala-gejala kejanggalan psikofisiologis secara bersamaan, tanpa adanya penyebab medis atau toksikologis yang jelas. Umumnya, MPI terjadi di komunitas dengan ikatan sosial kuat dan sering kali dipicu oleh tekanan emosional, stres tinggi, atau faktor budaya dan kepercayaan kolektif.

Menurut laporan dari World Health Organization (WHO) dan berbagai studi psikologi sosial, kesurupan massal biasanya dipicu oleh kecemasan, kelelahan ekstrem, serta lingkungan dengan tekanan sosial atau spiritual tinggi. Hal ini sering dijumpai di lingkungan seperti sekolah, pabrik, asrama, atau tempat kerja tertutup, dan tidak jarang, tempat hiburan malam dengan ritme kerja intens dan eksposur emosional tinggi.

Salah satu studi akademik yang menjelaskan fenomena ini datang dari Bartholomew & Sirois (1996), yang menyatakan bahwa MPI dapat menyebar melalui mekanisme psikologis seperti sugesti sosial (social contagion), yaitu ketika satu orang menunjukkan gejala (misalnya menjerit, pingsan, kejang), individu lain di sekitarnya secara tidak sadar “tertular” dan ikut mengalami hal yang sama. Faktor kepercayaan budaya terhadap roh atau gangguan gaib memperkuat kecenderungan munculnya MPI dalam bentuk “kesurupan”.

Salah satu penelitian lokal oleh Dr Endang Retno Surjaningrum, Psikolog Universitas Airlangga, menyebut bahwa kesurupan massal sering kali terjadi pada individu yang berada dalam kondisi tubuh dan mental yang lemah, dan berada dalam lingkungan dengan keyakinan kolektif terhadap dunia mistik.

Yang pasti, peristiwa tersebut bukan hanya soal gangguan gaib atau fenomena psikologis, Namun, juga mengingatkan publik akan pentingnya memahami nilai-nilai budaya dan spiritual, yang dipercaya atau tidak, masih hidup di tengah masyarakat urban. Di era modern sekalipun, malam 1 Suro tampaknya masih menyimpan misteri yang tak bisa diabaikan begitu saja. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: F. Noval
Editor: Hardy


No More Posts Available.

No more pages to load.