Lebih dari Sekadar Koin: Mengapa Masyarakat Indonesia Melempar Uang Saat Jenazah Lewat? Simak Penjelasannya

oleh -331 Dilihat
koin
Ilustrasi lempar koin saat pemakaman jenazah (Pinterest)

KabarBaik.co- Dalam kehidupan masyarakat tradisional Indonesia, kematian bukan sekadar peristiwa biologis, tetapi juga momentum sakral yang diyakini sebagai perjalanan menuju dunia gaib. Maka tak heran jika muncul berbagai ritual unik yang menyertai prosesi kematian—salah satunya adalah melempar uang koin di jalan saat jenazah dibawa ke pemakaman. Mitos ini tidak hanya hidup dalam cerita rakyat, tapi juga masih dilaksanakan secara nyata di berbagai daerah, terutama pedesaan.

Asal Usul dan Sejarah Tradisi

Kebiasaan ini diyakini berasal dari kepercayaan kuno Nusantara, bahkan sudah ada sebelum pengaruh besar Hindu-Buddha dan Islam masuk ke Indonesia. Dalam tradisi animisme dan dinamisme, setiap benda memiliki ruh, termasuk uang koin. Masyarakat percaya bahwa roh orang yang meninggal harus dibekali agar tidak menjadi gentayangan atau menyusahkan keluarga yang ditinggalkan.

Beberapa sumber menyebut, kebiasaan ini juga bisa dikaitkan dengan tradisi Tionghoa kuno, yang meletakkan koin di peti mati sebagai bekal perjalanan roh ke alam baka. Tradisi ini kemudian melebur dalam budaya lokal. Makna dan Tujuan Melempar Koin

1. Bekal untuk Arwah

Koin dianggap sebagai alat tukar spiritual, layaknya “uang perjalanan” bagi arwah agar bisa melewati gerbang akhirat dengan selamat.

2. Mengelabui Makhluk Halus

Dalam kepercayaan rakyat, jalan yang dilalui jenazah bisa diikuti oleh roh jahat. Koin dilempar agar makhluk halus tertarik dan mengikuti benda itu, bukan keluarga yang berduka.

3. Pemutus Ikatan Duniawi

Uang yang dilemparkan diyakini sebagai bentuk pemutusan hubungan duniawi: harta, utang, dendam, dan ikatan lainnya, agar arwah bisa tenang.

4. Simbol Kesedekahan atau Berbagi

Kadang, koin yang dilempar akan dipungut oleh anak-anak atau warga sekitar. Ini dianggap sebagai bentuk sedekah dari si mati sebuah amal terakhir dari orang yang meninggal.

Praktik di Berbagai Daerah

  • Jawa: Koin dilempar ke jalan atau persimpangan ketika jenazah lewat. Kadang disertai bunga dan beras kuning.
  • Madura: Koin dilempar di depan rumah duka sebagai “penutup rejeki”, agar rejeki keluarga tidak terbawa arwah.
  • Bali: Dalam upacara ngaben, koin digunakan dalam sesaji sebagai pelengkap persembahan pada leluhur dan roh alam.
  • Sumatera Barat: Beberapa prosesi adat menyisipkan uang dalam kain kafan atau melemparkan logam sebagai tanda kehormatan terakhir.

Tafsir Mistis dan Simbolik

  • Uang bukan sekadar benda mati, tetapi simbol nilai: duniawi, spiritual, dan kekuasaan.
  • Lemparan bermakna melepaskan, mengikhlaskan, dan mewujudkan peralihan (transisi) antara dunia nyata dan alam roh.
  •  Koin logam dipercaya bisa menolak bala, karena mengandung unsur energi bumi dan mampu menetralkan kekuatan negatif.

Pandangan Agama dan Modernitas

  • Dalam ajaran Islam, praktik melempar uang ini tidak dianjurkan, karena tidak berdasar pada dalil syariat. Lebih dianjurkan untuk mendoakan dan bersedekah atas nama almarhum.
  • Dalam Kristen dan Katolik, ritual ini tidak dikenal, tetapi penghormatan terhadap jenazah dan prosesi pemakaman dilakukan secara sakral.
  • Dari sudut sosiologi modern, tindakan ini bisa dilihat sebagai simbol gotong royong, sedekah spontan, atau bahkan hiburan budaya.

Dampak Sosial dan Budaya

  • Positif: Menguatkan solidaritas sosial, memperkaya khazanah budaya lokal, dan mengajarkan nilai berbagi.
  • Negatif: Bisa menimbulkan kericuhan, anak-anak bisa berebut uang di jalan saat iring-iringan jenazah, dan mengaburkan makna sebenarnya dari kematian.

Tradisi melempar uang koin saat ada orang meninggal bukan sekadar mitos kosong, melainkan wujud dari nilai-nilai spiritual yang telah diwariskan secara turun-temurun. Ia merepresentasikan rasa hormat, keikhlasan, dan keinginan untuk melepaskan arwah dengan damai. Meskipun tak semua orang percaya atau melakukannya, keberadaan tradisi ini mencerminkan betapa masyarakat Indonesia memiliki cara unik dalam menjembatani antara dunia nyata dan dunia roh. Percaya atau tidak, mitos ini tetap menjadi warisan budaya yang sarat makna, yang pantas dilestarikan, dipahami, dan dimaknai secara bijak.

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Marzel Aditiansyah
Editor: Lilis Dewi


No More Posts Available.

No more pages to load.