MBMA Dongkrak Produksi Bijih Nikel dan Genjot Proyek Strategis di Semester I 2025

oleh -87 Dilihat
IMG 20250928 WA0005

KabarBaik.co – PT Merdeka Battery Materials Tbk (IDX: MBMA) mencatat capaian penting pada paruh pertama 2025. Perseroan berhasil meningkatkan produksi dan penjualan bijih nikel secara signifikan, sekaligus mempercepat pembangunan proyek-proyek strategis di sektor hilirisasi nikel dan material baterai.

Sepanjang semester I 2025, MBMA membukukan pendapatan sebesar US$628 juta, turun 32 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Penurunan ini dipengaruhi pemeliharaan smelter yang terjadwal, sehingga produksi Nickel Pig Iron (NPI) dan High Grade Nickel Matte (HGNM) ikut terkoreksi.

Meski demikian, kinerja tetap tangguh dengan EBITDA mencapai US$77 juta atau hanya turun 8 persen dari tahun sebelumnya. Bahkan di kuartal II, EBITDA tumbuh 33 persen year-on-year setelah disesuaikan dengan dampak HGNM.

Dari sisi operasional tambang, produksi bijih nikel dari tambang SCM melonjak tajam. Sepanjang semester I 2025, tercatat 6,9 juta wet metric tonnes (wmt) bijih nikel, naik 78 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Lonjakan ini terdiri dari peningkatan 45 persen produksi limonit dan 189 persen produksi saprolit, meski aktivitas tambang sempat dihadang curah hujan tinggi.

Peningkatan kapasitas tambang dan infrastruktur dalam 18 bulan terakhir menjadi kunci keberhasilan ini. Sementara itu, smelter Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) memproduksi 33.045 ton NPI, turun 23 persen akibat perawatan fasilitas. Namun, langkah ini diharapkan memperkuat efisiensi dan keselamatan operasional, serta menurunkan biaya jangka panjang.

Pada kuartal II 2025, biaya tunai NPI berhasil ditekan hingga US$9.719 per ton—untuk pertama kalinya di bawah US$10.000 per ton. Untuk HGNM, MBMA secara strategis menurunkan produksi guna mengantisipasi volatilitas harga, sambil memfokuskan pada NPI yang lebih menguntungkan.

Presiden Direktur MBMA, Teddy Oetomo, menegaskan bahwa strategi ini merupakan fondasi bagi daya saing jangka panjang.
“Di semester pertama 2025, MBMA mencatat pertumbuhan kuat pada produksi dan penjualan bijih nikel. Pemeliharaan smelter yang kami lakukan adalah investasi untuk menurunkan biaya sekaligus memperkuat daya saing di masa mendatang,” ujarnya.

Selain kinerja produksi, MBMA juga mengakselerasi proyek-proyek strategis. PT ESG New Energy Material, pabrik High Pressure Acid Leach (HPAL) dengan kapasitas 30.000 ton nikel per tahun, mencatat penjualan 9.465 ton nikel dalam bentuk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) sepanjang semester I. Train B dari fasilitas ini juga mulai berproduksi pada akhir kuartal II.

Proyek besar lain adalah HPAL PT Sulawesi Nickel Cobalt (SLNC) dengan kapasitas 90.000 ton nikel per tahun. Hingga Juni 2025, progres konstruksi mencapai 29% dengan target komisioning pertama pertengahan 2026. MBMA juga membangun dua Feed Preparation Plant (FPP) serta jalur pipa slurry yang ditargetkan rampung bertahap pada akhir 2025 dan pertengahan 2026.

Di sisi lain, proyek Acid Iron Metal (AIM) yang digarap PT Merdeka Tsingshan Indonesia (MTI) juga menunjukkan kemajuan. Pabrik pirit dan asam telah beroperasi penuh, sementara pabrik logam klorida dan katoda tembaga diproyeksikan mencapai kapasitas optimal pada akhir tahun ini.

“Kami optimistis pertumbuhan berkelanjutan produksi bijih nikel, ditambah kemajuan proyek HPAL dan AIM, akan menjadi tonggak penting transformasi MBMA di industri bahan baku baterai global,” tutup Teddy. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Dani
Editor: Hairul Faisal


No More Posts Available.

No more pages to load.