KabarBaik.co – PT Merdeka Battery Materials Tbk. (IDX: MBMA) melaporkan kinerja keuangan luar biasa untuk tahun fiskal yang berakhir pada 31 Desember 2024 (FY 2024). Melalui strategi ekspansi yang terencana, peningkatan volume produksi, dan efisiensi operasional, MBMA mencatat pertumbuhan signifikan dalam pendapatan dan laba bersih.
Selama FY 2024, MBMA berhasil meraih pendapatan sebesar USD 1,84 miliar, naik 39 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Laba bersih perusahaan melonjak 139 persen menjadi USD 80 juta, sementara EBITDA tumbuh 67 persen menjadi USD 163 juta. Hasil ini mencerminkan kekuatan operasional dan strategi bisnis yang solid.
Presiden Direktur MBMA, Teddy Oetomo, menjelaskan bahwa peningkatan ini didorong oleh kontribusi tambang nikel PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) dan operasi nickel pig iron (NPI). “Tahun 2024 menjadi periode transformasi bagi MBMA. Kami berhasil meningkatkan produksi dan efisiensi di seluruh lini operasi,” ujarnya, Rabu (9/4).
Pada 2024, tambang SCM menghasilkan 10,1 juta wet metric tonnes (wmt) limonit, meningkat 150 persen dibandingkan tahun sebelumnya, serta 4,9 juta wmt saprolit, naik 110 persen dari 2023. Smelter Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) memproduksi 82.161 ton nikel dalam bentuk NPI, tumbuh 26 persen dari tahun sebelumnya. Capaian ini menegaskan keberhasilan strategi integrasi vertikal MBMA.
Efisiensi biaya turut memberikan kontribusi besar terhadap pencapaian ini. Biaya tunai penambangan di tambang SCM menurun dari USD 6 per wmt pada kuartal ketiga menjadi USD 5 per wmt pada kuartal keempat 2024. Sementara itu, biaya tunai NPI turun dari USD 12.095 per ton pada 2023 menjadi USD 10.307 per ton di FY 2024.
Untuk lebih meningkatkan efisiensi, MBMA tengah membangun jalan angkut baru yang menghubungkan tambang SCM langsung ke kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP). Infrastruktur strategis ini akan mengurangi biaya logistik, meningkatkan kapasitas pengiriman bijih saprolit, dan mendukung pengembangan fasilitas High Pressure Acid Leach (HPAL).
MBMA saat ini mengembangkan dua pabrik HPAL di IMIP bekerja sama dengan GEM Co., Ltd dan mitra strategis lainnya. Proyek ini meliputi PT Sulawesi Nickel Cobalt (PT SLNC) dengan kapasitas produksi 90.000 ton Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) per tahun, serta PT ESG New Energy Material dan PT Meiming New Energy Material dengan total kapasitas produksi 55.000 ton nikel per tahun.
Pada Desember 2024, Train A PT ESG mulai berproduksi dan menyelesaikan penjualan MHP perdana pada Maret 2025. Train B dijadwalkan beroperasi pada kuartal kedua 2025, sementara konstruksi di PT SLNC dimulai pada kuartal pertama 2025.
Fasilitas Acid Iron Metal (AIM) yang dioperasikan oleh PT Merdeka Tsingshan Indonesia (MTI) juga menunjukkan kemajuan signifikan. Pada kuartal keempat 2024, pabrik asam dan pirit mencatat produksi 164.985 ton asam dan 225.036 ton uap. Produksi sponge copper pertama dari pabrik logam klorida dimulai pada Januari 2025.
“Melalui kombinasi eksekusi yang disiplin dan investasi strategis, kami membangun landasan yang scalable dan efisien untuk menciptakan nilai jangka panjang,” tambah Teddy. “Fokus kami tetap pada keunggulan operasional untuk mendukung transisi energi global.”
Dengan performa luar biasa di FY 2024 dan berbagai proyek strategis yang tengah berjalan, MBMA siap mempertahankan pertumbuhan berkelanjutan dan terus berkontribusi pada transformasi energi global.(*)