Melacak Akar Pendidikan Islam di Kota Malang, Kisah Berdirinya Fakultas Tarbiyah IAIN Malang

oleh -1502 Dilihat
universitas nu
Foto Bersama Jajaran Dekanat, Dosen Pengajar, dan Mahasiwa Fakultas Tarbiyah Wa Ta’lim UNNU yang diambil Antara Th. 1957-1958 di Jl. Claket No. 10 Kota Malang (Yang Sekarang SMA Shalahuddin

KabarBaik.co – Jejak panjang pendidikan Islam di Malang tak bisa dilepaskan dari berdirinya Fakultas Tarbiyah IAIN Malang, yang kini menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Bermula dari gagasan para pemimpin Islam di Malang pada tahun 1957, cikal bakal lembaga pendidikan ini didirikan dengan nama Akademi Pendidik Ilmu dan Agama Islam NU.

Para tokoh seperti KH. Ahmad Ghozali, Ust. A. Rahman Syihab, dan Ust. Moh. Dawam menjadi pelopor di balik inisiatif ini, menempatkan akademi di bawah pengawasan langsung LP. Al-Ma’arif Jakarta. Dua tahun kemudian, tepatnya 1 Januari 1959, akademi tersebut bertransformasi menjadi Fakultas Tarbiyah Wat-Ta’lim Universitas Nahdlatul Ulama (UNU).

Titik balik penting terjadi pada 9-15 April 1961, saat Menteri Agama Prof. KH. Syaifuddin Zuhri (kala itu Sekjen PBNU) menghadiri seminar nasional di UNU. Dalam sambutannya, beliau melontarkan “tantangan” tentang kemungkinan dibukanya Fakultas Tarbiyah IAIN Malang sebagai cabang dari IAIN Yogyakarta. Tantangan ini bersambut, dan hanya berselang dua minggu, pada 28 April 1961, FAKULTAS TARBIYAH IAIN CABANG MALANG resmi dibuka.

Prof. KH. Syaifuddin Zuhri juga menunjuk Mr. Moh. Koesnoe sebagai Dekan pertama. Enam bulan kemudian, pada 28 Oktober 1961, Mr. Moh. Koesnoe menerima piagam peresmian dari Presiden IAIN Al-Djami’ah Prof. Mr. R.H.A. Soenaryo di Surabaya. Untuk sementara, perkuliahan Fakultas Tarbiyah IAIN Malang dipercayakan kepada Fakultas Tarbiyah Wat Ta’lim UNU, dengan Mr. Moh. Koesnoe merangkap jabatan dekan di kedua fakultas tersebut.

Sebagai bentuk apresiasi dan pengakuan, berdasarkan SK No. 16 tahun 1963, ijazah sarjana muda Fakultas Tarbiyah Wat Ta’lim UNU diakui sederajat dengan ijazah Sarjana Muda IAIN. Seluruh tenaga personalia dari Fakultas Tarbiyah Wat Ta’lim UNU yang memenuhi syarat juga diangkat menjadi tenaga tetap Fakultas Tarbiyah IAIN Malang.

Perjalanan terus berlanjut. Berdasarkan Peraturan Presiden No. 11 tahun 1961 dan No. 27 tahun 1963, Menteri Agama Prof. KH. Syaifuddin Zuhri menunjuk KH. Moh. Sholeh sebagai ketua dewan penyantun IAIN Sunan Ampel di Surabaya (SK No. 20 tahun 1965), sekaligus menunjuk Prof. Ismail Ya’kub SH sebagai pejabat Rektor. Sejak saat itu, Fakultas Tarbiyah IAIN Malang berubah status menjadi Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang, berinduk pada IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Meningkatnya jumlah mahasiswa dari kedua fakultas mendorong pemindahan seluruh kegiatan akademika ke kampus UNU (sekarang Universitas Islam Malang/UNISMA) pada awal 1965. Namun, kegiatan ketatausahaan Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang mulai dipisahkan dari Fakultas Tarbiyah Wat Ta’lim UNU.

Pada masa itu, saat kampus Fakultas Tarbiyah Wat Ta’lim UNU masih berada di Claket (sekarang SMA Shalahuddin), Dekan Mr. Moh. Koesnoe ditugaskan pemerintah untuk membeli sebidang tanah di wilayah Gajayana Malang guna pembangunan kampus IAIN, mengingat sulitnya memperoleh lahan di Blimbing karena birokrasi yang ketat. Beberapa tenaga tata usaha pertama yang bertugas di IAIN Malang saat itu antara lain Wiyono, Dimyati, Sarwo, Suyuti, Zen Mierhan, dan Masrur.

Dengan beragam tugas yang diemban Mr. Moh. Koesnoe, termasuk sebagai guru besar di Universitas Airlangga Surabaya dan tugas merehabilitasi Universitas Kodya menjadi Universitas Brawijaya di Malang, jabatan Dekan Fakultas Tarbiyah Wat Ta’lim UNU diserahkan kepada Drs. Moh. Soedomo, sementara Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Malang dipercayakan kepada KH. Oesman Mansoer. Sejak itu, perkuliahan kedua fakultas ini berangsur-angsur dipisahkan. Fakultas Tarbiyah Wat Ta’lim UNU tetap menempati kampusnya di Dinoyo, sedangkan kegiatan perkuliahan Fakultas Tarbiyah IAIN Malang dipindahkan ke kampus Gajayana pada tahun 1972.

Mahasiswa angkatan pertama Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang mayoritas adalah guru-guru PGA (Pendidikan Guru Agama) se-Indonesia yang ditugaskan belajar. Nama-nama seperti Mathoti, Alwan, Masduqi, dan Fathulloh menjadi bagian dari angkatan awal ini, dengan mahasiswa senior Fakultas Tarbiyah Wat Ta’lim UNU bertugas sebagai panitia OSPEK.

Dua tahun setelah Fakultas Tarbiyah Malang “berdiri sendiri,” pemerintah mulai mengangkat tenaga dosen tetap untuk diperbantukan. Beberapa di antaranya adalah Drs. Ma’sum Umar, Drs. Zuhairini, Drs. Kasiram, Drs. Suhadak (alm), Drs. Zainuddin Muchied, Drs. Wahab Sutomo, Drs. Zaini, Drs. Imam Sujono (alm), dan Drs. Bukhori Saleh LAS (alm). Setelah tahun 1972, Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang juga mulai mengangkat asisten dosen dari kalangan alumni sendiri, termasuk Drs. Moh. Anwar, Drs. M. Tadjab, Drs. Wiharno, Drs. Malik Fadjar, Drs. M. Ghofir, dan Drs. Djumbransjah.

Pada tahun yang sama, tiga tokoh dari IAIN Malang, Drs. Wiyono, Bukhori Saleh LAS, dan Drs. H. Ahmad Mudlor, yang merupakan tangan kanan Prof. Dr. Mr. Moh. Koesnoe selama menjabat Dekan, berhasil menghidupkan kembali Pesantren Luhur. Sebanyak 90% santrinya adalah mahasiswa IAIN Malang. Dari Pesantren Luhur inilah mereka bertiga kemudian berhasil mendirikan Fakultas Hukum yang kini dikenal sebagai Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Malang.

Eksistensi Fakultas Tarbiyah Malang semakin diperhitungkan oleh masyarakat dan negara. Hal ini dibuktikan dengan dipercayanya Fakultas Tarbiyah IAIN Malang untuk membuka jurusan Tadris Matematika dan Inggris, serta program Diploma Dua (D-2). Sejarah ini menjadi bukti nyata komitmen kuat terhadap pengembangan pendidikan Islam di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Editor: Gagah Saputra


No More Posts Available.

No more pages to load.