KabarBaik.co – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Situbondo sukses menggelar Festival Ojung di Lapangan Kecamatan Kendit, pada Minggu (28/). Ritual budaya yang berfungsi untuk memohon turunnya hujan dan menolak bala bencana ini menarik perhatian ribuan warga.
Tradisi Ojung, yang juga dikenal sebagai Ojhung, adalah permainan adu fisik dua peserta menggunakan cambukan rotan sebagai senjata. Ritual turun-temurun ini sudah dilakukan sejak abad ke-13 oleh para pembabat desa. Acara dibuka secara sakral dengan doa bersama yang dipimpin tetua adat, diiringi alunan gamelan, kendang, dan gong.
Bupati Situbondo, Yusuf Rio Wahyu Prayogo menekankan pentingnya pelestarian budaya di tengah tantangan zaman modern.
“Festival Ojung bukan hanya ritual memohon hujan, tetapi juga simbol ketangguhan dan solidaritas masyarakat Situbondo,” ujar Mas Rio, Selasa (30/9).
Bupati yang akrab disapa Rio itu juga menekankan bahwa Pemerintah daerah berkomitmen penuh untuk terus mendukung acara ini, bahkan berencana mengadakan festival yang lebih besar di Alun-Alun Situbondo di masa mendatang.
“Kalau bisa kami ingi mengembangkannya menjadi agenda tahunan berskala nasional.” kata Bupati Rio.
Ke depan, Pemkab Situbondo berencana mengintegrasikan elemen digital seperti live streaming dan mengalokasikan anggaran untuk riset sejarah Ojung.
“Ini bukan sekadar festival, tapi jembatan masa lalu dan masa depan Situbondo yang lebih hijau dan makmur,” tutupnya.
Salah satu peserta Festival tahun ini, Taufik mengaku setiap cambukan rotan ini seperti doa dan harapan darinya.
“Tahun lalu, setelah Ojung, hujan deras turun seminggu kemudian. Itu bukti Tuhan mendengar pengorbanan kami,” kata Taufik yang sudah ikut bertanding sejak remaja, sambil menunjukkan luka cambuk di punggungnya.
Dampak festival bagi masyarakat pun terasa nyata. Selain menjaga nilai budaya, kegiatan ini turut mendongkrak ekonomi lokal melalui peningkatan penjualan makanan tradisional setempat. Panitia melaporkan adanya peningkatan pengunjung hingga 30 persen dibanding tahun sebelumnya. (*)






