Mengembalikan Fungsi Utama Makam Mbah Bungkul, Sebuah Upaya Ahli Waris untuk Melestarikan Nilai Ziarah

oleh -497 Dilihat
IMG 20250304 WA0000
Makam Mbah Bungkul

KabarBaik.co – Makam Mbah Bungkul yang terletak di kawasan Taman Bungkul, Surabaya bukan hanya situs sejarah, tetapi juga saksi bisu perjalanan spiritual banyak orang. Namun, di balik gemerlapnya taman kota yang menjadi salah satu ikon Surabaya, ada cerita yang belum banyak diketahui tentang upaya ahli waris untuk mengembalikan fungsi utama makam sebagai tempat ziarah.

Iwan Virgiantoro, cucu dari almarhum Oesman, juru kunci pertama Makam Mbah Bungkul dengan tegas menyatakan pentingnya pelestarian nilai utama makam tersebut. Menurutnya, makam ini semestinya menjadi tempat yang sakral dan penuh penghormatan, bukan sekadar bagian dari taman rekreasi yang ramai dengan aktivitas lain.

IMG 20250304 WA0003
Iwan Virgiantoro (pakai Topi)

Sejarah Panjang Juru Kunci

Makam Mbah Bungkul memiliki sejarah panjang yang diwarnai dengan kehadiran para juru kunci dari generasi ke generasi. Iwan menjelaskan bahwa kakek buyutnya, Kyai Soden, adalah juru kunci pertama makam ini. Posisi tersebut kemudian diwariskan kepada Kyai Kardie, lalu ke Buyut Njanggot, hingga akhirnya kepada Kakek Baboe Patie pada 1913. Pada 1917, peran juru kunci beralih kepada Oesman, yang merupakan leluhur langsung dari Iwan.

“Bukti kepemilikan kami sangat jelas, berupa dua surat partikelir atau eigendom verponding. Dalam surat-surat itu tercatat nama-nama ahli waris yang sah. Kami juga memiliki penetapan ahli waris dari Pengadilan Agama Surabaya sebagai dasar hukum yang kuat,” ujar Iwan, ditemui Senin Malam, (3/3).

Sayangnya, pengelolaan makam saat ini tidak berada di tangan ahli waris juru kunci. Sejak 1993, setelah wafatnya Oesman, terjadi perubahan dalam pengelolaan yang dianggap menyimpang dari tradisi yang selama ini dijaga.

“Pengelola makam saat ini bukan dari garis keturunan juru kunci. Tradisi dan nilai-nilai yang dahulu dijaga oleh almarhum kakek saya sudah banyak yang hilang,” tambah Iwan.

Ia juga menyoroti perubahan fungsi makam yang kini bercampur dengan aktivitas lain, termasuk adanya pemukiman di area makam.

Sebagai upaya pelestarian, Iwan mendirikan Yayasan Oesman Bungkul berdasarkan penetapan ahli waris. Yayasan ini bertujuan mengembalikan fungsi utama makam sebagai tempat ziarah yang khusyuk dan bermartabat.

“Kami ingin menghapus unsur komersialisasi dan mengembalikan aura spiritual makam. Segala fasilitas yang ada seperti toilet dan area publik lainnya harus diperbaiki untuk mendukung tujuan tersebut,” jelas Iwan.

Selain itu, ia berharap pemerintah Kota Surabaya turut mendukung upaya revitalisasi ini.

“Fokus kami adalah pelestarian nilai budaya dan spiritual. Kami tidak menuntut kompensasi materi, hanya ingin mengembalikan fungsi makam seperti semula,” tegasnya.

IMG 20250304 WA0002
Bagian dalam area makam Mbah Bungkul

Iwan juga menyoroti pentingnya penataan ulang area makam untuk menjaga privasi peziarah dan menghilangkan pemukiman di kawasan tersebut.

Ia mengakui bahwa upaya ini tidak mudah, tetapi ia yakin bahwa kerja sama antara pihak keluarga, pemerintah, dan masyarakat dapat mengembalikan fungsi asli makam.

“Kami ingin makam ini menjadi monumen sejarah dan tempat ziarah yang terhormat, sesuai dengan nilai-nilai yang telah dijaga oleh para leluhur kami,” tutupnya.

Makam Mbah Bungkul adalah warisan budaya dan spiritual yang berharga bagi masyarakat Surabaya. Dengan upaya pelestarian ini, diharapkan makam tersebut dapat kembali menjadi tempat yang sakral dan penuh makna bagi peziarah yang datang untuk berdoa dan mengenang.(*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Dani
Editor: Gagah Saputra


No More Posts Available.

No more pages to load.