Mengenal Pare Kediri, Asal Leluhur Kiper Superhero Skuad Garuda Maarten Paes

oleh -2292 Dilihat
MARTEEN PAES1
Gambar kartun Marteen Paes, kiper utama Skuad Garuda (Foto IG)

KabarBaik.co- Publik Tanah Air, terutama masyarakat bola, pasti sudah akrab dengan nama Maarten Paes (baca Martin Pas). Ya, kiper Skuad Garuda yang menjadi salah satu superhero dalam dua kali laga kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Yakni, saat melawan Timnas Arab Saudi dan Australia.

Nah, Marten Paes memang tidak lahir di Indonesia. Namun, ternyata neneknya kelahiran Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Namanya, Nel Appels-van Heyst. Si nenek merupakan Blijvers, sebutan untuk orang keturunan Eropa yang lahir dan pernah menetap di Indonesia saat dulu bernama Hindia Belanda.

’’Orang-orang di Indonesia sangat ramah sehingga membuat saya merasa seperti di rumah sendiri. Nenek saya berada di sana selama lima atau enam tahun, dia lahir di Indonesia,” ujar Maarten Paes seperti dikutip dari kanal YouTube FC Dallas, Rabu (11/9).

Maarten Paes bercerita, saat itu ada perang dunia kedua. Lalu, neneknya selama beberapa tahun berada di kamp-kamp Spanyol-Jepang. Beberapa tahun kemudian, si nenek kembali ke Belanda naik kapal. Setelah tinggal di Belanda, Nel Appels-van Heyst datang lagi ke Indonesia untuk beberapa tahun. “Semua yang pernah dialami nenek, dicurahkan seluruh isi hatinya untuk saya,” ujar pemuda yang lahir di Nijmegen, Belanda, 14 Mei 1998 itu.

Kasih hidup sang nenek itulah yang membuat Maarten Paes akhirnya menjadi pertimbangan dirinya untuk menjadi Warga Negara Indonesia (WNI). Sebab, bagi Maarten Paes, sang nenek memiliki pengaruh besar dalam hidupnya.

‘’Itulah alasan mengapa saya memilih untuk membela Indonesia pada olahraga sepak bola, buat saya ini menjadi penghargaan terbesar untuknya,’’ tegas penjaga gawang dengan tinggi 1,92 meter itu.

MARTEEN PAES2
Marteen Paes (kaos kuning) bersama para pemain Timnas Indonesia berfoto bersama suporter Indonesia seusai melawan Arab Saudi beberapa waktu lalu (Foto IG)

Kawasan Kecil dengan Sejarah Besar

Pare, tempat asal nenek dari Maarten Paes lahir, adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Berdasarkan data BPS 2021, Pare memiliki 10 desa/kelurahan dengan 37 dusun, 488 RT dan 159 RW. Berdasarkan sensus pada 2020, jumlah penduduknya sekitar 106 ribu jiwa. Perinciannya, laki-laki 53.288 jiwa dan perempuan 52.719 jiwa.

Pare memiliki sejarah yang kaya dan menarik. Kota ini tidak hanya dikenal sebagai pusat pendidikan bahasa Inggris (Kampung Inggris), tetapi juga menyimpan jejak peradaban yang panjang.

Berdasar data dari sejumlah literatur. di Pare terdapat beberapa peninggalan masa lampau. Keberadaan Candi Surowono dan Candi Tegowangi, serta patung “Budo” di pusat kota, mengindikasikan bahwa Pare telah ada sejak ratusan tahun lalu. Ini membuktikan bahwa Pare merupakan sebuah permukiman yang memang sudah cukup tua.

Pada masa lalu, Pare menjadi tempat peristirahatan bagi Raja Mataram, Amangkurat II, saat terjadi pemberontakan Trunojoyo. Selain itu, Pare juga menjadi basis pertahanan pasukan Pangeran Diponegoro.

Yang menarik, Pare juga dikenal sebagai Kampung Inggris. Sejarah Kampung Inggris dimulai pada1977 dengan berdirinya Basic English Course (BEC). Lembaga pendidikan bahasa Inggris inilah yang menjadi pionir dan memicu berkembangnya berbagai lembaga serupa di wilayah tersebut.

Seiring berjalannya waktu, makin banyak lembaga pendidikan bahasa Inggris yang berdiri di Pare. Hal ini membuat Pare semakin dikenal sebagai pusat pembelajaran bahasa Inggris di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara.

Masyarakat Pare memiliki antusiasme yang tinggi terhadap pembelajaran bahasa Inggris. Hal ini didukung oleh lingkungan yang kondusif dan biaya hidup yang relatif terjangkau. Keberhasilan BEC menginspirasi banyak pihak untuk membuka lembaga serupa. Selain itu, keberadaan Kampung Inggris juga menarik minat para pelajar dari berbagai daerah untuk datang belajar di Pare.

Saat ini, Pare telah menjelma menjadi salah satu destinasi wisata edukasi yang populer. Ribuan pelajar dari berbagai penjuru Indonesia dan mancanegara datang ke Pare untuk belajar bahasa Inggris. Selain itu, Pare juga memiliki potensi wisata sejarah dan budaya yang menarik untuk dikembangkan.

Sayangnya, tidak ada catatan sejarah yang secara spesifik menjelaskan asal-usul pasti penamaan “Pare” tersebut. Namun, ada beberapa teori dan kemungkinan yang bisa menjadi pertimbangan. Pertama, diambul dari nama tanaman. Pare berasal dari nama tanaman pare (bitter gourd) yang banyak tumbuh di wilayah tersebut. Bisa jadi, dahulu kala wilayah ini sangat terkenal dengan tanaman pare, sehingga namanya melekat pada daerah itu.

Kedua, kemungkinan lain nama Pare memiliki akar kata dari bahasa Kuno, seperti bahasa Jawa Kuno atau bahasa Sansekerta. Kata ini mungkin memiliki arti atau makna tertentu yang berkaitan dengan kondisi geografis, sejarah, atau budaya daerah tersebut.

Ketiga, ada kemungkinan juga nama Pare berasal dari nama keluarga atau tokoh penting yang pernah tinggal atau berkuasa di wilayah tersebut. Nama tersebut kemudian menjadi sebutan untuk daerah itu.

Manakah yang betul? Butuh penelusuran sejarah yang lebih detil. Yang jelas, saat ini nama Pare kini identik dengan Kampung Inggris, dan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan dan pelajar dari berbagai daerah. Pehhh… (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini



No More Posts Available.

No more pages to load.