KabarBaik.co – Sebuah diskusi publik bertajuk “Jejak Soekarno di Ploso dan Sidoarjo: Kritik untuk Buku Cindy Adams ‘Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia’” digelar di Sekolah Ongko II, Ploso, Kabupaten Jombang, pada Sabtu (28/6) malam.
Acara ini mengangkat fakta sejarah yang selama ini dianggap terpinggirkan dalam narasi resmi otobiografi Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno.
Tiga narasumber dihadirkan dalam diskusi ini, yakni Binhad Nurrohmat (Inisiator Titik Nol Soekarno), Abdul Rosyid Al-Amin (Pegiat Sidoarjo Masa Kuno), dan M. Faisol (Pegiat Kompas Jombang). Diskusi dipandu oleh moderator R.M. Kusuma Hartama, peneliti sejarah Sukarno asal Kediri.
Dalam forum tersebut, para narasumber mengkritisi ketidakhadiran kisah masa kecil Soekarno di Ploso dan Sidoarjo dalam buku “Otobiografi resmi Sukarno,” (1965), yang diterjemahkan ke bahasa Indonesia tahun 1966 dengan judul “Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia”.
Padahal, menurut sejumlah arsip sejarah, Soekarno kecil pernah tinggal di Ploso pada 1902–1907 dan bersekolah di Sekolah Desa setempat, lalu melanjutkan ke Sekolah Ongko II di Sidoarjo pada 1907–1909.
Menariknya, Cindy Adams sendiri disebut pernah datang ke Ploso pada 16 Januari 1964. Ia bahkan sempat menemui Mbok Suwi (Bu Sosro), pengasuh Soekarno kecil, serta Mbah Joyo Dipo, teman masa kecilnya.
“Ini pertanyaan besar: mengapa fase penting ini tak tercatat dalam otobiografi resmi? Apa yang menjadi pertimbangan Cindy Adams atau bahkan Bung Karno sendiri dalam menyusun narasi hidupnya?” ujar Binhad dalam pemaparannya.
Diskusi ini diharapkan dapat membuka ruang kajian ulang terhadap sumber-sumber sejarah yang selama ini termarjinalkan, serta memperkaya pemahaman publik mengenai perjalanan hidup Soekarno sebelum ia dikenal sebagai tokoh besar bangsa.(*)