Meski Ekonomi Lesu, Mal Tetap Ramai: 150 Tenant Antre Masuk Tunjungan Plaza

oleh -168 Dilihat
mall
Fenomena “Rojali” (rombongan jarang beli) dan “Rohana” (rombongan hanya nanya) tak menyurutkan minat pelaku usaha untuk membuka gerai di mal.

KabarBaik.co – Di tengah tantangan melemahnya daya beli masyarakat, pusat perbelanjaan atau mal tetap menjadi magnet utama bagi pengunjung. Fenomena Rojali (rombongan jarang beli) dan Rohana (rombongan hanya nanya) tak menyurutkan minat pelaku usaha untuk membuka gerai di mal.

Direktur Pakuwon Group, Sutandi Purnomosidi, mengungkapkan bahwa minat pelaku usaha, khususnya di mal-mal milik Pakuwon Group, masih sangat tinggi. Buktinya, Tunjungan Plaza (TP) Surabaya saat ini memiliki daftar tunggu hingga 150 calon tenant.

“Banyaknya antrean tenant membuat kami memutuskan membuka TP 7. Kalau tidak, mau dikemanakan antrean sebanyak itu? Sementara okupansi di Pakuwon Mall sudah mencapai 99 persen,” ujar Sutandi ditemui di Surabaya, Jumat (15/8).

Mayoritas tenant yang mengantre berasal dari sektor food and beverage (F&B), namun tak sedikit pula yang bergerak di bidang fesyen, aksesori, hingga perusahaan asal China. Menurut Sutandi, ketatnya persaingan di negara asal membuat margin usaha di sana hanya sekitar 5 persen. Sebaliknya, di Indonesia, kompetisi relatif lebih longgar dengan margin yang bisa mencapai 20–30 persen.
Keyakinan bahwa mal tetap ramai juga didukung oleh stabilnya arus pengunjung.

“Traffic di TP tidak turun meski ekonomi melambat, bahkan tahun ini tetap tumbuh single digit. Rata-rata setiap hari ada 7.000 mobil masuk saat hari kerja dan 11–12 ribu mobil saat akhir pekan. Untuk layanan transportasi daring, seperti GrabCar dan GoCar, jumlahnya bisa mencapai 90 ribu unit per bulan,” papar Sutandi.

Tunjungan Plaza, yang berada di pusat kota Surabaya, sudah menjadi ikon wisata belanja. “Hampir setiap orang dari luar kota yang datang ke Surabaya, pasti ke TP,” tambahnya.

Menanggapi maraknya istilah Rojali dan Rohana, Sutandi yang juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jawa Timur mengaku tak khawatir.

“Fenomena itu sudah ada sejak dulu, dulu namanya window shopping. Justru mereka adalah pembeli potensial. Tinggal bagaimana tenant bisa menarik minat mereka lewat program promosi atau diskon hingga akhirnya berbelanja,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Dani
Editor: Gagah Saputra


No More Posts Available.

No more pages to load.