Misteri Kamar 105: Diplomat Muda Kemenlu dan Menantu Guru Besar UGM Tewas Mengenaskan

oleh -876 Dilihat
ARYA DIPLOMAT2
Arya Daru Pangayunan semasa hidup (Foto Repro Linkedin)

KabarBaik.co- Selasa (8/7) pagi, sekitar pukul 08.30 WIB, ketenangan di kawasan elite Menteng, Jakarta, mendadak pecah. Di dalam kamar nomor 105, Gondia International Guest House, seorang pria muda ditemukan sudah tak bernyawa. Kondisinya mengenaskan. Sosok itu adalah Arya Daru Pangayunan, diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI yang tengah bersiap untuk penugasan luar negeri ke Helsinki, Finlandia.

Dari informasi yang dihimpun, penemuan jenazah bermula dari kekhawatiran sang istri yang tidak bisa menghubungi Arya sejak Senin (7/7) malam. Ia pun meminta penjaga kos untuk memeriksa kamar. Setelah pintu dibuka paksa, pemandangan mengerikan langsung terpampang di depan mata: Arya tergeletak di atas tempat tidur dalam keadaan terlentang. Semua bagian kepalanya tertutup lakban kuning, tubuhnya dibungkus selimut biru dongker.

Kedua kakinya terlipat ke samping. Tangan tidak dalam kondisi terikat. Kabar sementara, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan maupun kerusakan barang. Setidaknya, hal ini menyingkirkan dugaan perampokan.

Setelah itu, polisi segera mengamankan lokasi dan melakukan olah TKP. Garis polisi dipasang di sekitar kamar dan jendela. Sejumlah saksi, termasuk penjaga kos dan penghuni lain, langsung dimintai keterangan. Kamera CCTV di area kos kini tengah dianalisis guna menelusuri kemungkinan adanya pihak luar yang masuk. Jenazah korban langsung dibawa ke RSUP Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk proses autopsi dan visum guna mengetahui penyebab pasti kematiannya.

Di halaman indekos tersebut, tampak karangan bunga berdiri tegak. Di antaranya dari Keluarga Besar Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM). Arya memang alumnus UGM jurusan Hubungan Internasional. Bahkan, ia merupakan menantu salah seorang professor atau guru besar kampus di Jogjakarta itu. Semasa kuliah, kabarnya Arya dikenal aktif dan cemerlang.

Arya termasuk bukan nama asing dalam jajaran diplomat muda Indonesoa. Ia mengawali karier sebagai PNS di Kemenlu pada Januari 2014, namun pengabdiannya di dunia diplomasi telah dimulai sebelumnya. Arya pernah bertugas di Kedutaan Besar (Kedubes) RI di Yangon, Myanmar, sebagai Third Secretar. Lalu, berpindah ke Dili, Timor Leste, pada periode 2018–2020, sebelum dikirim ke Buenos Aires, Argentina, pada 2020–2022.

Setelah kembali ke tanah air, Arya bekerja di Direktorat Pelindungan WNI, menangani berbagai kasus kompleks diaspora Indonesia di luar negeri. Dalam beberapa pekan terakhir, Arya tengah menjalani masa persiapan untuk penugasan baru sebagai diplomat di Kedubes RI di Helsinki, Finlanduab. Ia pun tinggal sementara di kamar kos Gondangdia yang lokasinya strategis di jantung Jakarta. Namun, tidak ada yang menyangka, kamar 105 ternyata menjadi lokasi akhir hidupnya.

Kepergiannya yang mendadak dan misterius itpun meninggalkan banyak tanda tanya. Polisi belum menyampaikan motif atau dugaan pelaku. Keluarga Arya dan pihak Kemenlu pun masih menunggu hasil penyelidikan sambil menyiapkan prosesi pemulangan jenazah ke kampung halaman.

Juru Bicara Kemenlu RI Rolliansyah Soemirat telah mengonfirmasi tentang kabar duka tersebut.’’Betul, salah satu staf Kemenlu, Saudara Arya Daru Pangayunan telah meninggal dunia di kediamannya di Gondangdia,” kata Rolliansyah melalui keterangan tertulis yang diterima awak media, Selasa (8/7).

Rolliansyah lantas menyatakan, pihak Kemenlu menyampaikan bela sungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarga yang ditinggalkan. Almarhum meninggalkan seorang istri dan dua orang anak. Kemenlu telah menyerahkan proses penanganan peristiwa ini ke pihak yang berwenang. ’’Dan akan terus memberikan dukungan yang diperlukan dalam proses yang berlangsung,” ungkapnya.

Direktur Perlindungan WNI Kemenlu Judha Nugraha menyampaikan duka cita yang mendalam kepada pihak keluarga. Soal penyebab kematian Arya apakah terkait dengan tugas, Judha tak mau berspekulasi. “Tunggu penyelidikan polisi saja,’’ ujarnya.

Sementara itu, pihak kepolisian masih terus menyelidiki kematian Arya. ’’Tim Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat bersama Ditreskrimum Polda Metro Jaya masih mendalami dan menganalisa seluruh keterangan saksi, CCTV dan barang bukti lainnya untuk mengungkap penyebab kematian korban,” ujar Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro di Jakarta, Selasa (8/7). (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Penulis: F. Noval
Editor: Supardi


No More Posts Available.

No more pages to load.