Misteri Kamar 210: Kematian Doktor Wanita Dosen Untag, Seret Nama Polisi Berpangkat AKBP

oleh -229 Dilihat
LEVI SEMARANG
Dwinanda Linchia Levi semasa hidup. (Foto IST)

KabarBaik.coKeluarga besar Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang tengah berkabung Salah seorang dosen muda terbaiknya, Dr Dwinanda Linchia Levi, 35, telah berpulang, Senin (17/11). ‘’Kami keluarga besar Fakultas Hukum Untag Semarang menyampaika rasa duka mendalam atas kepergian beliu,’’ demikian penggalan ucapan duka cita yang diunggah akun resminya.

Namun, Levi—panggilan akrabnya—menyisakan misteri besar. Dia ditemukan meninggal dalam kondisi tanpa busana di lantai kamar 210 sebuah kos-kosan hotel (kostel) di kawasan Telaga Bodas Raya, Gajahmungkur, pada Senin (17/11), sekitar pukul 05.30 WIB. Penemuan jenazah Levi bukan hanya mengejutkan dunia akademik tempatnya berkiprah. Tapi, juga menyeret pria berinisial B, 56, seorang perwira berpangkat AKBP yang berdinas di Ditsamapta Polda Jawa Tengah.

Informasi yang dihimpun, kali pertama Levi ditemukan oleh B. Kemudian, B melapor ke pihak hotel sebelum memanggil Polsek Gajahmungkur dan tim Inafis. Keraguan mulai menat ketika sumber menyebut korban tidak sendirian di malam kejadian dan menginap bersama seorang laki-laki yang identitasnya belum diumumkan.

Dalam keterangannya B mengaku kehadirannya bukan karena hubungan khusus dengan Levi. Namun, atas dasar “simpati” sejak kedua orang tua Levi disebut telah meninggal dunia. Bahkan, B juga mengaku sempat membantu biaya prosesi wisuda Levi saat meraih gelar doktor. Kepada penyidik, B menceritakan bahwa Levi mengeluh tidak enak badan, sempat muntah, kemudian diantarkan ke rumah sakit sehari sebelumnya, sebelum keduanya kembali ke kostel.

B mengaku terkejut ketika mendapati Levi sudah dalam kondisi tak bernyawa dan tanpa busana pada pagi hari itu. Namun, penjelasan itu dinilai janggal oleh pihak keluarga dan komunitas alumni Untag yang mempertanyakan alasan profesional seorang perwira polisi berada di kamar kostel bersama seorang dosen perempuan di luar tugas kedinasan.

Kejanggalan semakin menumpuk saat keluarga melihat foto kondisi jenazah Levi. Mereka menyebut ada darah di hidung, mulut, hingga bagian intim korban. Temuan itu kontras dengan pernyataan awal polisi yang mengklaim tidak ada tanda kekerasan, selain bekas jarum infus. Kabarnya, dari keterangan keluarga, selama ini Levi tidak memiliki riwayat penyakit kronis, walaupun sempat berobat beberapa hari sebelumnya dengan tekanan darah tinggi dan gula darah naik.

Indikasi lain yang menambah keraguan adalah temuan bahwa Levi dan B diduga tercatat dalam satu Kartu Keluarga (KK). Temuan yang belum pernah diketahui keluarga korban. Saat proses otopsi, B juga disebut tidak hadir di RSUP Dr Kariadi Semarang, walaupun secara administratif disebut ada kaitan dengan korban. Polisi telah melakukan olah TKP dan membawa jenazah untuk autopsi, tetapi hasil resmi hingga kini belum diumumkan.

Kasat Reskrim Polrestabes Semarang AKBP Andika Dharma Sena dalam keterangannya kepada wartawan menyebut pihaknya masih mendalami keterangan saksi, termasuk yang menjadi saksi kunci. Di sisi lain, Bidpropam Polda Jateng juga telah turun tangan memeriksa kemungkinan pelanggaran etik anggotanya. Kabid Propam Kombes Pol Saiful Anwar menegaskan bahwa tim Paminal telah memeriksa saksi-saksi, mendalami bukti, dan tidak akan memberikan perlakuan khusus apabila ditemukan pelanggaran kode etik maupun tindak pidana.

Di lingkungan akademik Untag Semarang, kepergian Levi meninggalkan duka mendalam. Almarhumah dikenal sebagai akademisi produktif dengan rekam riset kuat pada 2022–2024, lulusan program doktor Ilmu Hukum Universitas Diponegoro (Undip), serta sosok yang membangun kariernya dari bawah tanpa kehadiran kedua orang tua yang telah meninggal. Aktivitasnya di media sosial menunjukkan kehidupan sehari-hari yang aktif dan sehat, membuat kabar kematiannya kian sulit diterima.

Hingga hari ini, kepolisian belum memastikan apakah terdapat unsur pidana dalam kematian Levi. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Tengah Kombes Pol Dwi Subagyo menyatakan penyidikan masih berjalan dan hasil autopsi belum diterima secara tertulis.

Selain keluarga, publik dan civitas akademika Untag tentu menunggu jawaban terang-benderang dari Korps Bhayangkara. Apa yang sesungguhnya terjadi di kamar 210 pada malam yang merenggut nyawa seorang dosen muda yang tengah berada pada puncak karier akademiknya itu? (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Editor: Supardi


No More Posts Available.

No more pages to load.