KabarBaik.co- Makan di tempat tidur sering menjadi kebiasaan favorit bagi banyak orang. Dengan suasana yang nyaman dan santai, tempat tidur terasa seperti lokasi yang ideal untuk menikmati camilan atau makan ringan, apalagi saat sedang bersantai sambil menonton film atau membaca buku. Namun, di balik kenyamanan tersebut, berkembang sejumlah mitos yang membuat kebiasaan ini dipandang negatif, terutama dari sisi kesehatan maupun budaya.
Salah satu mitos yang sering didengar adalah bahwa makan di tempat tidur bisa menyebabkan kenaikan berat badan. Padahal, secara ilmiah, penambahan berat badan tidak serta merta terjadi hanya karena lokasi makan. Berat badan akan bertambah apabila jumlah kalori yang dikonsumsi melebihi jumlah yang dibakar oleh tubuh. Artinya, yang lebih penting adalah jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi, bukan tempat di mana makanan itu dimakan.
Mitos lain mengaitkan kebiasaan makan di kasur dengan tidur yang tidak nyenyak. Konon, tidur setelah makan di tempat tidur dapat memicu mimpi buruk atau membuat seseorang kesulitan tidur. Walaupun beberapa orang mungkin mengalami hal tersebut, penting untuk dicatat bahwa kualitas tidur dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti tingkat stres, pola tidur yang tidak teratur, dan kebiasaan penggunaan gawai sebelum tidur. Jadi, makan di kasur bukan satu-satunya penyebab tidur tidak nyenyak.
Dalam budaya Jawa, kebiasaan makan di tempat tidur juga memiliki nilai kepercayaan tersendiri. Menurut pandangan tradisional Jawa, makan di kasur dianggap sebagai perilaku yang tidak sopan dan bertentangan dengan norma atau adat istiadat. Ini bukan sekadar soal etika, tapi juga berkaitan dengan kepercayaan bahwa tindakan tersebut bisa berdampak buruk pada keberuntungan dan kesehatan seseorang.
Orang-orang tua Jawa percaya bahwa makan di tempat tidur bisa membuat seseorang menjadi malas dan kurang semangat dalam bekerja atau mencari rezeki. Tempat tidur dianggap sebagai ruang untuk beristirahat, bukan untuk aktivitas seperti makan. Oleh karena itu, makan di kasur dianggap bisa “mengotori” niat dan semangat hidup, serta membawa pengaruh buruk secara simbolis terhadap rezeki seseorang.
Dari sisi kesehatan, makan di tempat tidur juga dinilai bisa menimbulkan risiko kebersihan, seperti remah-remah makanan yang tertinggal dan mengundang serangga atau bakteri. Selain itu, posisi makan yang tidak ideal juga bisa mengganggu sistem pencernaan, terutama jika langsung berbaring setelah makan.
Meskipun mitos seputar makan di tempat tidur banyak dipengaruhi oleh budaya dan kepercayaan tradisional, ada juga beberapa alasan logis yang mendasari larangan ini, baik dari sisi kesehatan maupun kebersihan. Terlepas dari mitos yang berkembang, menjaga kebiasaan makan di tempat yang tepat, seperti meja makan, tetap menjadi pilihan yang lebih sehat dan sopan. Pada akhirnya, keseimbangan antara kenyamanan modern dan kearifan lokal bisa menjadi panduan dalam menentukan kebiasaan hidup sehari-hari.