KabarBaik.co – Situasi dunia kini dianggap semakin rumit akibat memanasnya kondisi politik global. Memanasnya konflik itu akan mempengaruhi kondisi ekonomi di hampir semua negara, termasuk di Indonesia.
Menurut proyeksi IMF pertumbuhan ekonomi global hanya mampu dikisaran 3,2 persen pada tahun 2025. Namun beberapa pakar percaya Indonesia mampu bertahan dan bisa stabil melewati situasi itu.
Kepercayaan itu didasarkan pada track record Indonesia dalam menghadapi situasi Pandemi Covid-19 yang melemahkan negara-negara di dunia. Bahkan Indonesia bisa kuat hingga sisi makro ekonominya.
Melalui inovasi Program Ekonomi Nasional (PEN), pemerintah bisa melakukan stabilisasi ekonomi. Pada tahun 2021, ekonomi Indonesia mampu tumbuh diangka 3,7 persen. Tahun berikutnya ekonomi menguat di angka 5,3 persen. Sementara inflasi bisa terjaga dibawah 2 persen.
Oleh karenanya berkaca dari ketidakpastian situasi global pakar masih optimis ekonomi Indonesia akan mampu bertahan dan stabil di angka 5 persen.
Sebagai upaya mendukung stabilisasi ekonomi nasional, layanan perbankan di Indonesia kini tengah berlomba berinovasi menciptkan program dan kemudahan bagi masyarakat. Khususnya dalam penyediaan sarana permodalan dan ekspansi usaha.
Seperti yang dilakukan oleh PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga). Bank tersebut menggagas program Kejar Mimpi NGOBIZ di Banyuwangi sebagai bagian dari komitmen untuk menghadirkan layanan finansial yang relevan.
NGOBIZ merupakan forum edukasi sekaligus ruang kolaboratif yang diselenggarakan CIMB Niaga bagi para pengusaha lokal untuk saling terhubung dan tumbuh bersama.
NGOBIZ sekaligus memperkuat semangat Work From Heart (WFH) dalam mendampingi nasabah, khususnya pelaku usaha, agar mampu tumbuh secara tangguh dan berkelanjutan.
Layanan CIMB bahkan dibuat “anti ribet” diperkuat dengan sinergi antara teknologi digital dan kantor cabang fisik. Melalui platform digital seperti aplikasi OCTO Mobile dan internet banking OCTO Clicks, nasabah dapat melakukan beragam aktivitas keuangan mulai dari transaksi harian, pembayaran tagihan, hingga pengajuan investasi, dan pinjaman secara praktis kapan saja dan dari mana saja.
Untuk nasabah bisnis, kemudahan juga ditawarkan melalui BizChannel@CIMB yang mempermudah pengelolaan keuangan usaha, serta OCTO Merchant yang mendukung kelancaran transaksi jual beli di sektor ritel.
Bagi nasabah di Banyuwangi yang masih memerlukan layanan langsung pun tetap dilayani dengan baik melalui 1 kantor cabang CIMB Niaga di Jl. PB Sudirman No. 23–25, serta 4 mesin ATM/CRM yang tersebar di wilayah strategis di Banyuwangi.
Head of Region Jawa Timur CIMB Niaga Rhena Octaria, menyebut ekonomi Banyuwangi kuat dari sektor agribisnis, UMKM, dan pariwisata. Oleh karena itu, CIMB Niaga hadir untuk melayani lebih dekat dan memberdayakan masyarakat melalui berbagai inisiatif yang relevan.
“Salah satunya kami wujudkan melalui Kejar Mimpi NGOBIZ, yang menjadi ruang edukatif bagi pelaku usaha lokal. Di sinilah kami mendampingi nasabah merancang strategi bisnis yang resilien. Dengan semangat Work From Heart, kami berupaya memberikan pengalaman terbaik, baik melalui kanal digital maupun layanan personal yang ramah dan profesional,” ujar Rhena dalam program NGOBIz di Banyuwangi, Selasa (17/6).
Oleh sebabnya, kata Rhena, program NGOBIZ di Banyuwangi ini mengangkat tema “Tantangan Industri Agribisnis: Strategi Resiliensi & Tumbuh di Era Ekonomi Global 2025”. Tujuannya adalah membedah persoalan dan mencari solusinya bersama-sama.
Dalam agenda NGOBIZ itu, CIMB menghadirkan narasumber yang tak sembarangan. Ia adalah Purwo Adi Nugroho, seorang konsultan pajak dan perencana keuangan berpengalaman.
Melalui sesi diskusi, para pelaku usaha diajak menyusun strategi keuangan yang adaptif, memahami peluang insentif fiskal, serta memperkuat daya saing usaha di tengah dinamika ekonomi global.
“Selain sebagai forum edukasi, NGOBIZ juga menjadi ruang kolaboratif bagi pengusaha lokal untuk saling terhubung dan tumbuh bersama,” terangnya.
*Tanggapan Akademisi Soal Ekonomi Indonesia dan Rekomendasi Bagi Layanan Perbankan*
Dosen Ekonomi di Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi, Achmad Iqbal mengatakan berdasarkan data saat ini capaian ekonomi Indonesia pada kuartal pertama tahun 2025 diangka 4,94 persen. Meski belum sesuai target pemerintah diangka 5 persen, capaian itu cukup melegakan di tengah ketidakpastian situasi global.
“Tapi cukup bagus karena neraca perdagangan kita itu surplus pada Mei lalu. Angkanya bahkan terbesar sejak 2 tahun lalu,” kata Iqbal.
Di tengah situasi hari ini yang bisa dibilang cukup genting, bagi Iqbal beberapa hal perlu dicermati oleh pemerintah dan masyarakat.
Iqbal mengatakan industri Indonesia masih cukup bergantung pada ekspor. Sementara komoditi ekspor Indonesia itu masih berkutat pada industri ekstraktif seperti sawit, nikel batu bara. Industri itu justru paling terdampak dari situasi global saat ini.
Justru, kata Iqbal, pemerintah kini perlu serius mengayomi pelaku usaha mikro menengah. Sebab tidak menutup kemungkinan UMKM akan menjadi tulang punggung ekonomi nasional.
Dari sisi perbankan, Iqbal merekomendasikan agar bank juga mendukung pelaku UMKM dengan kemudahan akses permodalan dan pendampingan akselerasi usaha.
“Mikro finance bagus untuk masyarakat. Apalagi kebanyakan masyarakat Banyuwangi masih banyak yang di desa pakai rentenir justru secara inklusi keuangan tidak bagus. Mending kan langsung ke perbankan lebih ke sosialisai dan keterbukaan informasi kemasyarakat literasi keuangan agar tepat sasaran. Tapi bank juga jangan ngejar angka fantastis di kreditnya, tapi perlu memperhatikan bagaimana sustainbilty-nya,” terangnya.
Namun demikian, Iqbal meminta bank juga tidak sembrono dalam mengucurkan dana segara ke masyarakat. Proses penyaluran perlu dilakukan secara detil agar modal benar-benar dipergunakan untuk hal produktif dan bukan konsumtif.
“Ini terkadang menjadi celah, karena kadang teman-teman bank ngejar target saja. Penyaluran dananya hadus lebih berhati-hati. Kalau ada KUR, diawasi secara ketat agar tepat sasaran dan tidak diseleweangkan. Karena kadang masyarakat bilangnya pinjam untuk usaha tapi realisasinya tidak, malah digunakan untuk keperluan tidak produktif dan cenderung konsumtif,” jelasnya.
Sementara untuk masyarakat di tengah situasi yang tidak pasti ini, Iqbal merekomendasikan agar masyarakat lebih teliti dalam penggunaan uang. Kurangi budaya hedon dan berhemat.
Salah satu hal yang bisa dilakukan untuk menstabilkan ekonomi negara adalah dengan mendukung UMKM.
“Misalnya generasi muda kita, kalau biasanya ngopi ditempat mahal, perlu dikurangi. Tetap bisa ngopi di tempat mahal, tapi sesekali ngopi ditempat-tempat warkop biasa atau UMKM tetangga kita. Kita harus bahu membahu sesama masyarakat,” harapnya.