Nikmatnya Dawet Legend Ngledok, Warisan Kuliner Sejak 1950 Jadi Buruan di Jombang

oleh -138 Dilihat
4bd31a4a 645d 4f0e b297 d2dfdf9e0d4e
Salah seorang pengunjung sedang menikmati dawet Legend Ngledok (Teguh Setiawan)

KabarBaik.co — Di tepi Jalan KH Wahab Chasbullah, Dusun Ngledok, Desa Mojokrapak, Tembelang, Jombang, berdiri sebuah warung sederhana yang tak pernah sepi pengunjung. Di bawah rindangnya pepohonan dan dekat tugu perbatasan desa, segelas es dawet tersaji dingin, manis, dan menyimpan kisah panjang lintas generasi.

Warung tersebut dikenal dengan nama Dawet Legend Ngledok, kuliner tradisional yang keberadaannya sudah ada jauh sebelum sang penjual saat ini, Sumarjoko (generasi ketiga), lahir ke dunia.

“Aslinya sudah lama, sejak nenek moyang saya. Kira-kira sudah ada sejak tahun 1950-an, bahkan mungkin sebelumnya,” ujar Sumarjoko, Sabtu (22/11).

Berbeda dengan dawet modern yang banyak menggunakan tepung tapioka, Dawet Ngledok tetap mempertahankan bahan lama dari tepung beras. Teksturnya lembut namun kenyal, dipadukan dengan kuah gula Jawa berwarna hitam pekat ciri khas yang membuat rasanya sulit ditiru.

“Yang bikin beda itu gulanya. Kita pakai gula Jawa. Warnanya hitam, bukan coklat seperti kebanyakan. Kalau warnanya nggak hitam, kurang cakep kalau dipadukan sama dawet,” ujar Sumarjoko.

Dawet ini disajikan bersama mutiara, hunkue atau gudir, bubur, dan santan, menciptakan rasa yang menurut pelanggan tidak hanya manis, tetapi juga tidak menyebabkan batuk seperti beberapa minuman manis lainnya.

Meski identik sebagai minuman pelepas dahaga saat cuaca panas, permintaan dawet tetap stabil bahkan saat hujan.

“Cuaca penghujan tetap laku. Cuma ya nggak seperti musim kemarau. Tapi pembeli tetap ada,” kata Sumarjoko.

Salah satu pelanggan, Dyah Arum, mengaku terus kembali karena cita rasa tradisionalnya masih terjaga.

“Dawetnya masih legend, masih pakai tepung beras. Ada hunkue atau gudir, juga ada bubur sum-sum. Gulanya pakai gula Jawa asli, rasanya seger dan nggak bikin batuk,” ujarnya.

Selain menyegarkan, harga yang terjangkau Rp 5.000 per gelas membuatnya menjadi pilihan warga setelah beraktivitas.

Tak hanya menyajikan es dawet, warung ini juga menyediakan berbagai jajanan tradisional seperti gorengan, kue kucur, lempung, dan aneka kue pasar, menambah suasana nostalgia bagi para pengunjung.

Warung buka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga sekitar 16.00–17.00 WIB. Meski tampak sederhana, keberadaan Dawet Legend Ngledok menjadi bukti bahwa kuliner tradisional bisa bertahan melintasi waktu, cuaca, dan perubahan zaman.

Segelas dawet dinikmati di bawah teduhnya pepohonan di tepi jalan raya menghadirkan rasa yang bukan hanya menyegarkan, tetapi juga membawa siapa pun kembali pada kesederhanaan masa lalu. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Teguh Setiawan
Editor: Imam Wahyudiyanta


No More Posts Available.

No more pages to load.