KabarBaik.co – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi capaian luar biasa sektor kehutanan Jatim yang mencatat nilai transaksi ekonomi Kelompok Tani Hutan (NTE KTH) tertinggi se-Indonesia. Menurutnya, keberhasilan ini merupakan buah dari hilirisasi dan inovasi berkelanjutan yang dilakukan masyarakat perhutanan di berbagai wilayah Jawa Timur.
Apresiasi itu disampaikan Gubernur Khofifah saat menghadiri acara Sinergi Rimbawan dalam Rangka Pemulihan Ekosistem dan Peningkatan Sosial Ekonomi Masyarakat Kehutanan yang digelar di kawasan Wisata Bukit Kayoe Putih, Kabupaten Mojokerto, Rabu (23/7).
“Jawa Timur telah menerima penghargaan dari Menteri Kehutanan karena mencatat NTE KTH tertinggi secara nasional. Pada 10 Desember 2024 lalu, nilainya mencapai Rp 619,9 miliar atau 47,57 persen dari total nasional,” ujar Khofifah.
Tak hanya itu, lanjutnya, hingga periode Januari hingga 21 Juli 2025, nilai NTE KTH Jawa Timur telah menembus Rp 777 miliar atau 43,85 persen dari total nasional—sekali lagi menjadi yang tertinggi se-Indonesia.
“Saya pikir capaian ini bisa diraih karena panjenengan semua telah membangun hilirisasi dan inovasi di banyak sektor. Nilai tambah dari produk KTH pun bisa lebih optimal,” imbuhnya.
Sebagai bentuk penghargaan atas peran serta berbagai pihak dalam mendukung kemajuan sektor kehutanan, Gubernur Khofifah memberikan penghargaan kepada 46 penerima dalam lima kategori yakni dukungan Kegiatan Pemulihan Ekosistem Darat, diberikan kepada Pemerintah Kabupaten Mojokerto, Jombang, Magetan, Pasuruan, dan Ponorogo, BUMN/BUMD/BUMS, NGO dan pegiat lingkungan, seperti Sekolah Konang dan aktivis peduli lingkungan.
Dukungan Pemerintah Daerah dalam Percepatan Perhutanan Sosial, diberikan kepada Pemkab Blitar, Jember, Trenggalek, Probolinggo, dan Lumajang.
KTH dengan Nilai Transaksi Ekonomi Tertinggi, diberikan kepada lima KTH unggulan.
Fasilitasi Sertifikasi Pengelolaan Hutan Lestari, diberikan kepada PT Semeru Makmur Kayunusa, PT Kayu Multiguna Indonesia, dan PT Anugerah Rimba Raya.
Lomba Warna Lestari Tingkat Provinsi 2025, meliputi kategori Penyuluh Kehutanan (PNS dan swadaya), KTH, pengelola hutan kemasyarakatan, kelompok pecinta alam, kader konservasi alam, hingga Polisi Kehutanan.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Khofifah bersama Kepala Dinas Kehutanan Jatim Jumadi, Bupati Mojokerto Muhammad Al Barra, dan Staf Ahli Menteri LHK Dida Migfar Ridha juga meluncurkan dua inisiatif strategis yakni An-Nahl Science Techno Park, yang akan fokus pada budidaya lebah madu sebagai sumber ekonomi baru bagi masyarakat dan Sistem Informasi Penatausahaan Hasil Hutan Rakyat (SIPUHH-R), untuk mendukung transparansi dan pengelolaan hasil hutan berkelanjutan.
Khofifah menambahkan bahwa pengembangan sektor kehutanan juga bisa disinergikan dengan potensi wisata unggulan seperti Bromo, yang kini menjadi magnet wisatawan mancanegara.
Sebagai simbol komitmen terhadap pemulihan ekosistem, Khofifah melakukan penanaman pohon maja secara seremonial. Sementara itu, Staf Ahli Menteri dan Bupati Mojokerto menanam pohon pule.
“Apa yang kita tanam hari ini adalah sedekah oksigen kita. Pohon bisa hidup hingga ratusan tahun, bahkan lebih dari usia kita. Maka semakin banyak kita menanam, semakin besar kontribusi kita untuk bumi,” tuturnya.
Khofifah juga menyempatkan diri meninjau kegiatan Forest Education Day dan Perbenihan Tanaman Hutan yang diikuti oleh para siswa SMP, serta mengunjungi 12 stan produk unggulan KTH/kelompok usaha perhutanan sosial.
Di akhir acara, Gubernur juga menyerahkan Alat Ekonomi Produktif (AEP) kepada sejumlah KTH dan melakukan pelepasan ekspor komoditas kehutanan senilai Rp5,04 miliar ke Korea Selatan, Amerika Serikat, Jepang, dan Malaysia.