KabarBaik.co- Para perwakilan Lembaga Taklif wa Nasr (LTN) PCNU kabupaten/kota se-Jawa Timur mendapat pengetahuan penting dan menarik dalam Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) bertajuk Tadarus Silaturahmi: Merajut Literasi, Menguatkan Literasi, yang digelar Sabtu (10/5) siang di Aula KH Bisri Syansuri, Gedung PWNU Jatim.
Acara ini menghadirkan dua narasumber perempuan inspiratif atau “srikandi” dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur. Yakni, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Sherlita Ratna Dewi Agustin, serta Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Perpusip) Tiat S. Suwardi.
Dalam kesempatan itu, Tiat menekankan pentingnya pelestarian naskah-naskah kuno untuk menambah ilmu dan pengetahuan generasi sekarang maupun mendatang. Meski Ia mengakui bahwa mengakses dan mengarsipkan naskah-naskah kuno, termasuk karya besar para ulama Nusantara, tidaklah mudah. Timnya kerap berkeliling ke pesantren dan menghadapi tantangan saat meminta izin pengarsipan.
“Namun demikian, hal itu bukan menjadi halangan bagi kami untuk terus bekerja. Kami juga aktif melaksanakan pameran digital naskah-naskah kuno yang bermanfaat, termasuk kitab kuning. Bahkan, pernah kami pamerkan ke luar negeri,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Diskominfo Sherlita Ratna Dewi Agustin memaparkan pentingnya literasi digital dan perkembangan pesat Artificial Intelligence (AI). Alumnus ITS itu menegaskan bahwa AI kini sudah menjadi keniscayaan dan berkembang sangat cepat, terutama di negara-negara maju. “Kita baru belajar yang ini, sudah muncul yang baru lagi,” katanya.
Ia mencontohkan pemanfaatan AI di berbagai sektor, Medis, misalnya, di Tiongkok telah meluncurkan rumah sakit AI pertama di dunia. Agent Hospital, karya Universitas Tsinghua, memiliki 14 dokter dan 4 perawat AI yang mampu menangani 3.000 pasien per hari dengan tingkat akurasi diagnosis mencapai 93 persen. Seluruh proses, mulai dari konsultasi hingga prediksi penyakit, dijalankan oleh AI.
Sherlita juga menyampaikan tentang prediksi sembilan jenis pekerjaan yang akan hilang pada tahun 2030 seperti disampaikan Menteri BUMN Erick Thohir. Pekerjaan tersebut antara lain tenaga jasa penyiapan makanan, tenaga administrasi perkantoran, tenaga jasa transportasi, tenaga manufaktur non-otomatisasi, konstruksi dan ekstraksi, serta pertanian, perikanan, dan kehutanan tradisional.
Sebaliknya, pekerjaan yang diprediksi akan sangat dibutuhkan meliputi data scientist dan analyst, AI expert, software and game developer, tenaga analis big data, market researcher, dan pembuat konten digital.
Sherlita mengingatkan bahwa AI ibarat dua mata pedang: di satu sisi memberi kemudahan, efisiensi, dan penguatan pemahaman kognitif; namun di sisi lain juga menyimpan risiko bias dan halusinasi jika digunakan tanpa kehati-hatian.
“AI mengandung bias dan halusinasi ketika dipaksa memberikan jawaban. Karena itu, perlu kehati-hatian dan proses verifikasi. Di sinilah pentingnya literasi digital,” tegasnya.
Untuk menguatkan literasi digital, lanjut dia, Dinas Kominfo memiliki program Cerdig alias Cerdas Digital. Program ini telah menyasar berbagai kalangan, mulai dari organisasi pemuda, pelajar dan mahasiswa, organisasi perempuan, hingga penyandang disabilitas. “Beberapa waktu lalu, misalnya, kami juga menggandeng ISNU (Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama),” tambahnya.
Ia pun menutup dengan pernyataan bahwa AI tidak akan bisa menggantikan manusia. Namun, manusia yang tanpa memanfaatkan AI yang bakal tergantikan.
Ketua LTN PWNU Jatim H. Helmy M Noor menjelaskan, diskusi dan dialog seputar literasi digital ini digelar sebagai bagian dari strategi LTN menghadapi era digital. Ia menegaskan bahwa sesuai dawuh Ketua PWNU Jatim, LTN harus mampu berperan sebagai marketing communication organisasi.
“Jika tidak mampu menyesuaikan diri, maka NU akan tertinggal dan tidak dikenal oleh generasi muda,” tegas Helmy.
Ia berharap LTN dapat mengambil peran strategis sebagai kolaborator dalam menjembatani komunikasi antar-lembaga dan banom-banom NU. Ia juga mendorong agar LTN aktif menjalin sinergi dengan pemerintah, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, demi memperkuat peran NU di tengah masyarakat.
“Karena itulah, pada Rakorwil ini kami menghadirkan dua srikandi hebat di Pemprov Jatim. Rakorwil ini diharapkan menjadi titik tolak penguatan peran LTN PWNU Jatim dalam dakwah digital dan komunikasi strategis organisasi,” imbuhnya.
Rakorwil ini dibuka oleh Wakil Ketua PWNU Jatim, Dr. Hakim Jayli. Dalam sambutannya, ia mengingatkan pentingnya bagi para peserta Rakorwil untuk belajar dan memahami mukadimah Qonun Asasi NU yang dibuat oleh Hadratussyaikh KH M. Hasyim Asy’ari. Ia menyebut Qonun Asasi dan Khittah NU sebagai dua dokumen luar biasa yang menjadi inti nilai-nilai Nahdlatul Ulama.
“Dua itu merupakan dokumen yang luar biasa kalau dikaji mendalam,” tuturnya.








