KabarBaik.co– Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Blitar Dharma Setiawan, menyampaikan bahwa jumlah balita yang mengalami obesitas di wilayahnya mencapai 2,4 persen dari total anak yang diperiksa.
Meskipun masih berada di bawah ambang batas nasional sebesar 4 persen, kondisi tersebut dinilai perlu mendapat perhatian serius.
“Balita yang mengalami kegemukan saat diukur tinggi atau panjang badannya dibandingkan dengan usia, dan kemudian dimasukkan dalam tabel status gizi, apabila berada pada posisi +2 sampai +3 termasuk kategori kelebihan berat badan. Jika melebihi +3, maka dikategorikan sebagai obesitas,” jelasnya, Jumat (28/7).
Dharma mengimbau masyarakat agar tidak menganggap anak gemuk sebagai hal yang membanggakan. Ia menjelaskan bahwa kegemukan bukan hanya tampak dari fisik luar, melainkan juga dapat terjadi di organ dalam, seperti jantung.
“Jantung anak yang obesitas bekerja lebih keras karena terbungkus lemak,” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya pemberian gizi seimbang, mencakup protein, kalori, serat, serta keseimbangan antara konsumsi makanan dan aktivitas fisik. Dharma menyoroti kecenderungan anak-anak saat ini yang lebih banyak bermain gawai dibandingkan beraktivitas fisik di luar ruangan.
“Walaupun menu makanannya sehat, namun jika tidak dibarengi dengan aktivitas, kalori tidak akan diubah menjadi energi,” tambahnya.
Dari sekitar 7.000 anak yang diperiksa di posyandu, tercatat lebih dari 200 balita mengalami obesitas. Menurut Dharma, pola asuh menjadi faktor utama yang memengaruhi kondisi tersebut.
“Obesitas tidak boleh dianggap biasa. Jika dibiarkan, dapat memicu gangguan organ karena organ tubuh bekerja lebih berat sebelum berkembang sempurna,” tutupnya.(*)
