KabarBaik.co – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jawa Timur menekankan pentingnya disiplin menabung sebagai langkah dasar menjaga keuangan pribadi tetap sehat dan stabil.
Direktur Divisi Pengawasan Perilaku PUJK, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK Jatim, Indrawan Nugroho U, menjelaskan bahwa kebiasaan menabung sebaiknya direncanakan sejak awal, bukan menyisihkan dari sisa gaji di akhir bulan.
“Pendapatan perlu dibagi secara proporsional, termasuk untuk tabungan. Dengan begitu, kondisi keuangan akan lebih teratur dan tujuan finansial lebih cepat tercapai,” ujarnya di Surabaya, Jumat (3/10).
Indrawan memberikan contoh skema sederhana pengelolaan keuangan, yakni 10–20 persen untuk tabungan atau investasi, 30 persen untuk cicilan utang, dan sekitar 40 persen untuk kebutuhan sehari-hari.
Meski begitu, ia mengakui sebagian masyarakat masih merasa sulit menabung karena penghasilan yang pas-pasan. Menurutnya, hal tersebut sering dipengaruhi pola konsumsi individu, termasuk budaya fear of missing out (FOMO) yang mendorong perilaku konsumtif.
“FOMO membuat orang mudah terbawa tren, misalnya membeli barang bermerek padahal ada pilihan yang lebih terjangkau. Jika ini terus dibiarkan, keuangan justru menjadi tidak sehat,” tegasnya.
Indrawan menekankan bahwa keuangan yang sehat hanya dapat terwujud jika seseorang mendahulukan kebutuhan dan tabungan dibandingkan belanja yang bukan prioritas.
Selain menabung, ia juga mengingatkan masyarakat agar lebih bijak dalam berinvestasi. Menurutnya, investasi harus memperhatikan aspek logis dan legal, bukan sekadar tergiur keuntungan besar yang tidak masuk akal.
“Bagi pemula, reksa dana bisa menjadi pilihan karena risikonya relatif lebih rendah dibanding saham. Ibaratnya, reksa dana itu seperti membeli rujak yang berisi aneka buah, sementara saham hanya satu jenis buah. Yang terpenting, jangan menaruh semua dana investasi dalam satu keranjang,” jelasnya.






