KabarBaik.co – Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jawa Timur I bersama Forum Tax Center Jatim dan Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI) kembali menggelar Olimpiade Pajak Tahun Kedua di Universitas Kristen Petra Surabaya. Ajang ini diikuti 31 tim mahasiswa dari 19 perguruan tinggi se-Jawa Timur, dengan tujuan menumbuhkan kesadaran pajak sejak dini di kalangan generasi muda.
Kepala Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat Kanwil DJP Jatim I, Sugeng Pamilu Karyawan, menegaskan pentingnya edukasi perpajakan bagi mahasiswa.
“Kami ingin mendorong kesadaran pajak sejak dini, karena generasi muda inilah yang akan mengisi masa depan Indonesia. Kalau mereka tidak paham peran vital pajak, tentu akan riskan bagi keberlangsungan negara,” ujarnya, Kamis (2/10).
Jika tahun pertama hanya diikuti kampus di Surabaya, tahun ini cakupan olimpiade diperluas hingga Malang, Jember, hingga Bojonegoro. Menurut Sugeng, antusiasme mahasiswa meningkat tajam dan kualitas pemahaman peserta juga semakin baik.
“Pertanyaan tahun ini kami buat lebih sulit. Tapi mahasiswa mampu menjawab, berdiskusi, bahkan berdebat secara kritis. Artinya, pemahaman mereka semakin kuat,” jelasnya.
Ketua IKPI Surabaya, Enggan Nursanti, menambahkan pihaknya sebagai mitra DJP memiliki tanggung jawab moral untuk memberikan edukasi pajak kepada masyarakat.
“Mahasiswa hari ini bisa menjadi pengusaha atau profesional di masa depan. Mereka harus melek pajak agar memahami kewajiban sebagai warga negara,” terangnya.
Dalam kesempatan itu, IKPI juga membuka booth informasi sekaligus menawarkan program magang di kantor konsultan pajak anggota IKPI. Tujuannya, agar mahasiswa tidak hanya memahami teori, tetapi juga merasakan pengalaman praktik.
Sementara itu, Ketua Forum Tax Center Jatim, Purnomo, menilai Olimpiade Pajak tidak sekadar lomba pengetahuan, melainkan juga ajang membangun portofolio akademik dan profesional mahasiswa.
“Prestasi ini bisa menjadi nilai tambah saat mereka lulus. Selain itu, kampus juga bisa mengukur kualitas mahasiswanya bersaing dengan perguruan tinggi lain,” katanya.
Menariknya, final olimpiade juga menilai aspek sikap dan kepribadian peserta. Panitia bekerja sama dengan lembaga pengembangan kepribadian untuk menilai kemampuan presentasi mahasiswa, sehingga pemenang bukan hanya unggul teori, tetapi juga mampu berkomunikasi dengan baik.
Dari kompetisi yang berlangsung ketat, dua tim berhasil melaju ke babak Grand Final, yakni dari Universitas Kristen Petra Surabaya dan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.
Dengan semakin luasnya cakupan peserta dan tingginya antusiasme, Olimpiade Pajak diharapkan menjadi agenda tahunan. Kegiatan ini bukan hanya melahirkan generasi muda yang cerdas pajak, tetapi juga menyiapkan mereka sebagai wajib pajak yang taat dan berkontribusi nyata bagi pembangunan Indonesia.






