KabarBaik.co – One Voice Spensabaya, group paduan suara pelajar dari SMP Negeri 1 Surabaya, berhasil menoreh prestasi gemilang dengan meraih juara utama di Busan Choral Festival and Competition 2025 di Korea Selatan termasuk medali emas serta Grand Prix dan kembali menunjukan prestasi di tingkat nasional dalam festival paduan suara di Surabaya beberapa waktu lalu. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa dengan pembinaan yang konsisten, disiplin latihan, serta dukungan institusi dan komunitas, bakat seni di kalangan pelajar dapat berkembang hingga level internasional.
Hal itu diungkapkan oleh Kayla Sabiya Hadiwidjoyo salah satu mahasiswa Universitas Airlangga Surabaya yang menulis tugas pembuatan artikel tentang Keberhasilan Internasional One Voice Spensabaya: Prestasi, Pembinaan Seni, dan Implikasi Bagi Pendidikan Musik Remaja.
Kayla, nama panggilannya mengatakan, artikel ini mengkaji proses dan faktor keberhasilan, tantangan pembinaan seni di sekolah, serta arti prestasi tersebut bagi pendidikan musik dan pengembangan karakter remaja di Indonesia.
“Di SMP ini (SMPN 1 Surabaya) yang kebetulan tempat adik saya sekolah yang juga menjadi anggota one voive Spensabaya tidak cuman akademisnya saja yang difokuskan namun juga non akademisnya juga di keseimbangkan,” ujarnya saat ditemui reporter KabarBaik.co, Senin (01/12).
Lebih lanjut dikatakannya, siswa sering kali lebih difokuskan pada capaian akademik seperti matematika, sains, bahasa sementara seni sering dianggap sebagai pelengkap atau aktivitas ekstrakurikuler semata.
“Keberhasilan One Voice Spensabaya di ajang internasional menegaskan bahwa pendidikan seni, bila dibina dengan serius, dapat menghasilkan prestasi yang membanggakan dan memberikan nilai lebih bagi perkembangan siswa. Keikutsertaan dalam kompetisi internasional seperti Busan Choral Festival bukan hanya tentang kemampuan vokal, tetapi juga persiapan teknik, kedisiplinan, latihan intensif, dan mental yang kuat,” ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakannya, Keberhasilan One Voice Spensabaya di Busan Choral Festival 2025 dan Surabaya World Choir Festival 2025 bukanlah keberuntungan semata, melainkan hasil kerja keras, pembinaan sistematis, disiplin, dan dukungan institusi serta komunitas. Prestasi mereka mengingatkan bahwa pendidikan seni memiliki peran strategis dalam membentuk karakter, kreativitas, dan kompetensi siswa aspek yang sering terabaikan dalam sistem pendidikan yang terlalu akademik-sentris.
“Untuk menjadikan prestasi semacam ini bukan sekadar kejadian sesaat, diperlukan komitmen jangka panjang, sekolah perlu menyediakan wadah dan dukungan, pelatih, manajemen harus konsisten, dan komunitas harus menghargai seni sebagai bagian dari pendidikan serta dukungan dari pemerintah. Dengan demikian, seni bukan hanya untuk hiburan, tetapi menjadi bagian integral dari perkembangan generasi muda Indonesia generasi yang kreatif, disiplin, dan mampu bersaing di dunia global,” pungkasnya. (*)






