KabarBaik.co – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi terus berupaya meningkatkan kemandirian fiskal daerah dengan memaksimalkan aset yang ada. Salah satunya adalah melanjutkan investasi Pulau Tabuhan yang sebelumnya sempat tertunda.
Proses pembahasan investasi Pulau Tabuhan bahkan sempat dibahas dalam rapat paripurna pembahasan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) anggaran 2024, di ruang paripurna DPRD Banyuwangi, Kamis (17/4) lalu.
Wakil Bupati Banyuwangi, Mujiono, Pulau Tabuhan memiliki potensi besar untuk dijadikan destinasi wisata premium. Pemkab, menurutnya, berencana melanjutkan kerja sama dengan pihak swasta, yakni PT Paragon, untuk mengembangkan pulau eksotis tersebut.
“Potensi Pulau Tabuhan ini luar biasa, sehingga sudah saatnya dioptimalkan,” kata Mujiono.
Kendati dikelola swasta, ia memastikan bahwa pengembangan itu tidak akan dilakukan secara sembarangan. Pemkab menjamin pelestarian lingkungan dan keberpihakan pada masyarakat tetap menjadi prioritas.
“Nantinya akan ada kawasan yang private dan juga ada kawasan yang terbuka untuk umum. Jadi, masyarakat tetap bisa menikmati, dan ini akan menjadi win-win solution,” terangnya.
Tak hanya Pulau Tabuhan, Pemkab juga tengah mengevaluasi sejumlah aset daerah lain yang dinilai memiliki potensi besar untuk mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD), namun belum dimanfaatkan secara maksimal.
Salah satunya adalah Terminal Pariwisata Terpadu. Terminal ini punya potensi besar, tapi belum optimal. Begitu pula dengan dormitory yang sebelumnya dirancang untuk para backpacker, ternyata konsepnya belum sesuai dengan kebutuhan pasar.
Oleh karenanya, Pemkab kini tengah menyempurnakan konsep dan standar layanan dari fasilitas-fasilitas tersebut.
Di sisi lain, penataan kawasan UMKM dan kuliner juga menjadi fokus pemerintah daerah. Proses penataan tengah berjalan dan ditargetkan akan memberikan wajah baru bagi geliat ekonomi lokal.
“Kami sedang merancang ulang penataannya agar lebih menarik, terintegrasi, dan tentu saja mendukung pelaku usaha lokal,” terang Mujiono.
Untuk menarik investasi lebih luas, Pemkab juga terus membuka peluang. Sejumlah investor menunjukkan minat, mulai dari proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), pengembangan energi panas bumi (geothermal), termasuk optimalisasi INKA.
Bahkan, beberapa investor dari sektor hospitality juga menunjukkan ketertarikan untuk membangun hotel dan pusat perbelanjaan.
“Ada hotel dan mall yang mau masuk, akan tetapi masih kami kaji kembali, karena mengajukan konsep terintegrasi dalam satu tempat. Saat ini masih dalam kajian,” terangnya.
Langkah promosi investasi juga menyasar lintas provinsi. Salah satunya adalah dengan menggandeng pemilik jaringan pusat oleh-oleh ternama dari Bali, yakni Khrisna, untuk membuka cabang di Banyuwangi. Selain itu, rencana pengoperasian kapal cepat tujuan Bali juga terus digodok sebagai bagian dari pengembangan konektivitas pariwisata antar wilayah.
“Untuk kapal cepat diperkirakan sudah akan beroperasi pada Juli 2025. Sementara dengan pemilik pusat oleh-oleh Khrisna kini masih penjajakan,” tegasnya.(*)