KabarBaik.co – Pemerintah Kota (Pemkot) Batu bersama DPRD resmi mengesahkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2026 dalam rapat paripurna pada 13 November lalu. Namun, ketok palu anggaran tahun depan dibayangi koreksi tajam pada sisi pendapatan.
Dalam dokumen final APBD, pendapatan daerah 2026 dipastikan turun drastis dari proyeksi awal Rp 1,08 triliun menjadi Rp 926,5 miliar. Artinya terdapat penurunan sebesar Rp 160,7 miliar, yang menjadi salah satu koreksi pendapatan terbesar dalam beberapa tahun terakhir.
Wali Kota Batu, Nurochman, menegaskan bahwa melemahnya postur pendapatan dipicu oleh turunnya Dana Transfer ke Daerah (TKD) dari pemerintah pusat.
“TKD terkoreksi hingga Rp 168,8 miliar, sehingga pendapatan daerah harus disesuaikan. Namun kami tetap berupaya menjaga keseimbangan fiskal dengan memperkuat sumber pendapatan lokal,” tegasnya di Balaikota Among Tani, Kota Batu, Kamis (4/12).
Menurut Nurochman, meski tekanan pendapatan cukup besar, Pemkot Batu tetap menjaga arah kebijakan fiskal yang menitikberatkan pada efisiensi dan peningkatan kemandirian daerah. Di tengah penurunan pendapatan total, Pemkot Batu mengambil langkah berbeda, yaitu menaikkan target Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk mengisi celah fiskal.
Dalam KUA-PPAS, PAD awalnya diproyeksikan sebesar Rp 321,9 miliar. Namun dalam APBD 2026 angka itu dinaikkan menjadi Rp 345,9 miliar. Reaktivasi PT Batu Wisata Resource (BWR) sebagai BUMD yang diharapkan menjadi sumber ekonomi baru dari sektor pariwisata, hiburan, hingga layanan publik.
Kemudian, perluasan digitalisasi pajak dan retribusi, termasuk penerapan smart gate parking di kawasan Alun-Alun Kota Batu yang ditargetkan beroperasi 2026. Sistem ini disebut mampu menekan kebocoran dan meningkatkan akurasi data kendaraan.
“Banyak inovasi akan mulai berjalan tahun depan, baik pengawasan maupun layanan. Ini penting untuk memperkuat fiskal tanpa menambah beban masyarakat,” terang Nurochman.
Untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Batu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Batu, Hendry Suseno, menyampaikan bahwa persiapan operasional smart gate kini memasuki tahap final. Ia menuturkan pihaknya tengah menata formasi petugas serta menjalin koordinasi lintas instansi.
“Dalam minggu ini kami merapatkan pembagian personel pada setiap pintu gate. Kami juga berkolaborasi dengan Satpol PP, kejaksaan, kepolisian, hingga TNI, karena Dishub tidak bisa berdiri sendiri,” jelasnya.
Untuk operasional 24 jam, kebutuhan petugas diperkirakan mencapai 30 personel yang akan bekerja dalam tiga shift delapan jam. Uji coba sistem ditargetkan dapat dilakukan dalam waktu dekat. (*)








