KabarBaik.co – Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) menyebut perairan Selat Bali menjadi salah satu lintasan penyeberangan dengan tingkat kerawanan yang cukup tinggi. BKI mencatat setidaknya sudah ada 7 kejadian kapal tenggelam di Selat Bali selama periode 1985 – 2025.
Oleh karennya BKI menekankan, selain kelaikan kapal, profesionalitas SDM awak dan operator kapal juga menjadi hal penting untuk penunjang keselamatan.
Direktur BKI, Arief Budi Permana mengatakan kapal-kapal yang beroperasi di Selat Bali telah melalui klasifikasi dan sertifikasi oleh BKI. Perubahan model dari kapal Landing Craft Tank (LCT) ke kapal Roll On Roll Off (RoRo) pun juga diawasi ketat.
Termasuk kapal Tunu Pratama Jaya yang tenggelam pada 2 Juli 2025 lalu. Catatan BKI kapal itu dimodifikasi dari LCT ke RoRo pada tahun 2015 dan sudah tersertifikasi.
“Desainnya, kekuatan kontruksi, mesin, stabilitynya kami itung kembali sesuai peruntukannya sebagai kapal penyeberangan. Kapal sudah sesuai standar,” kata Arief saat di Banyuwangi, Jumat (8/8).
Dalam proses sertifikasi dan klasisifikasi, BKI mencantumkan batasan-batasan tegas seperti kapasitas maksimum muatan, dimensi dan instrumen lainnya. Operator kapal wajib mentaati batasan itu, demi keselamatan.
“Kapal punya standar maksimum dan tidak boleh dilanggar,” tegasnya.
Ia mendorong agar operator kapal rutin memeriksa kelaikan kapalnya, di luar pemeriksaan yang dilakukan oleh marine inspektor ataupun regulator lainnya.
Sebab untuk memastikan aspek keselamatan dan kenyamanan dalam lalu lintas pelayaran, BKI tidak dapat bekerja sendiri. Artinya perlu kolaborasi dengan semua pihak.
Oleh sebab itu, sebagai bentuk evaluasi tragedi KMP Tunu Pratama Jaya, BKI mengundang regulator maupun puluhan operator kapal yang beroperasi di lintasan Selat Bali untuk duduk bersama di Banyuwangi, Jumat (8/8).
Pertemuan itu merumuskan bagaimana pembenahan sistem pasca kejadian tersebut. Pun juga mendiskusikan bagaimana menghadapi Selat Bali yang dikenal ganas.
“Setiap lintasan punya karakteristik yang berbeda-beda. Selat Bali ini unik, arusnya besar, berubah-ubah dan sering terjadi pusaran. Kami perlu banyak informasi dari operator tentang situasinya karena itu nanti menjadi bekal rekomendasi standarisasi bagi kapal-kapal yang beroperasi di Selat Bali,” terangnya.
Pihaknya percaya keamanan dan kenyamanan tidak hanya datang dari kualitas kapal tapi juga profesionalitas sdm yang ada didalamnya. “Kami terus mengingatkan kepada seluruh pemegang kepentingan bahwa pentingnya peningkatan safety dan mentaati regulasi baik regulasi internasional maupun nasional regulation,” harapnya.